BNI Bidik Penyaluran KUR Rp12 Triliun Tahun Ini

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp12 triliun pada tahun 2017. Angka tersebut meningkat dibanding penyaluran KUR di 2016 sebesar Rp 11 triliun.

"Hingga 28 Februari 2017 penyaluran KUR BNI telah mencapai Rp450 miliar. Dana tersebut disalurkan kepada 2.765 debitur," ujar Corporate Secretary BNI Ryan Kiryanto di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, Jumat (24/3/2017).

Selain meningkat jumlah penyaluran, BNI tahun ini juga akan mengurangi porsi debitur sektor pedagang untuk kredit KUR. Hal itu sejalan dengan arahan pemerintah yang ingin 40% KUR disalurkan ke sektor produktif.

"Secara industri pada 2015 hampir 70% itu ke perdagangan. Sekarang sudah berkurang sekitar 65%. Nah sekarang kita sedang arahkan KUR kita tidak melulu ke perdagangan. Tapi sesuai namanya kredit usaha, jadi betul-betul ke sektor ekonomi yang produktif," jelasnya.

Kendati demikian, pihaknya belum bisa menentukan berapa porsi penyaluran KUR ke sektor produktif tahun ini. Namun Ryan memastikan bahwa sektor perdagangan penyalurannya akan semakin dipersempit.

"Kan masih kecil, dari Rp12 triliun baru tersalurkan Rp450 miliar, sama dengan 3,75%. Ruangnya masih besar, tapi kalau sudah mendekati 60% untuk perdagangan kita stop dulu. Itu taktik saja," terangnya.

Sementara dari sisi rasio kredit bermasalah KUR di BNI menurut Ryan masih terhitung rendah, yakni sekitar 3% sebab tingkat kolektabilitas KUR di 2016 mencapai 97%.

"Tapi NPL KUR sebenarnya tidak perlu khawatir. Karena sebagian besar di-cover asuransi. Jadi, KUR itu barang yang menarik untuk create profit. Bunga kur itu 9%, tapi sesungguhnya bunganya itu 13%, yang 4% disubsidi, jadi menguntungkan," tutupnya.