Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mei, Pra-Studi Kelayakan Kereta Jakarta-Surabaya Dimulai

Mei, Pra-Studi Kelayakan Kereta Jakarta-Surabaya Dimulai Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono mengatakan pra-studi kelayakan (pre-feasibility study/pre-FS) proyek kereta api Jakarta-Surabaya akan dimulai Mei 2017.

"Mulainya awal Mei, selesainya akhir November 2017," kata Prasetyo seusai rapat koordinasi di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Jumat petang (24/3/2017).

Prasetyo mengatakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Perhubungan dan PT KAI yang bertindak sebagai operator ditambah sejumlah ahli dari dalam dan luar negeri yang akan melakukan pra-studi kelayakan.

Istilah pra-studi kelayakan digunakan pemerintah lantaran kajiannya mencakup gambaran awal proyek kereta yang sejak semula ditawarkan kepada Jepang itu.

Diharapkan, hasil pre-studi kelayakan akan menentukan detil proyek kereta Jakarta-Surabaya.

"(Keputusannya) di tengah-tengah bisa, sekitar akhir Juli sudah bisa ada gambaran," jelasnya.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan anggaran pra-studi kelayakan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) seperti rencana awal saat proyek itu mengemuka.

"Dari APBN sebesar Rp30 miliar hingga Rp40 miliar," katanya singkat.

Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan berharap pekerjaan fisik dari proyek tersebut akan sudah bisa dimulai awal 2018. Dengan demikian, target operasional kereta Jakarta-Surabaya pada 2019 dapat tercapai.

"Juli nanti mungkin mendekati keputusan (proyek). Kami berharap paling lambat awal tahun depan mulai pekerjaan fisik," tukasnya.

Mantan Menko Polhukam itu mengatakan pemerintah akan mengundang ahli perkeretaapian dari Jepang dan Indonesia untuk melakukan pra-studi kelayakan tersebut.

Hal itu penting karena pemerintah ingin agar kecepatan kereta bisa mencapai rata-rata 160 km per jam dengan waktu tempuh sekitar 5 jam hingga 5,5 jam.

"Ada beberapa ratus lintasan sebidang yang dihilangkan supaya kecepatan itu bisa dipelihara di sekitar rata-rata 160 km/jam karena jaraknya itu 720 km antara Jakarta dan Surabaya," katanya.

Ada pun mengenai pembiayaan, Luhut mengatakan sudah ada sejumlah opsi skema yang akan digunakan seperti kerja sama pemerintah dengan badan usaha (public private partnership/PPP).

Sedangkan kisaran nilai proyek adalah sekitar kurang dari Rp30 triliun jika menggunakan teknologi diesel dan Rp70-80 triliun jika menggunakan teknologi listrik.

"Macam-macam skemanya, kita bicara ada PPP oleh Pak Bambang (Kepala Bappenas), nanti dicari sambil paralel dengan pra-studi kelayakan tadi," jelasnya. (Ant)

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: