Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

15 Tahun Lagi, Robot Bakal Gantikan Posisi Pekerja di Inggris

15 Tahun Lagi, Robot Bakal Gantikan Posisi Pekerja di Inggris Kredit Foto: Theguardian.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Robotika dan kecerdasan buatan (AI) dapat menggantikan hampir sepertiga dari total keseluruhan pekerjaan di Inggris dalam kurun waktu 15 tahun ke depan, seperti diungkapkan penelitian terbaru.

Namun ada kemungkinan teknologi yang berhubungan dengan kecerdasan buatan akan menciptakan pekerjaan baru, berdasarkan penelitian dari Lembaga konsultan internasional Pricewaterhouse Cooper (PwC).

Penelitan tersebut juga menunjukkan otomatisasi akan meningkatkan produktivitas dan keuntungan secara keseluruhan serta menciptakan pekerjaan baru dalam perekonomian. Pekerjaan di bidang manufaktur dan ritel menjadi yang paling berisiko terhadap kehadiran teknologi baru tersebut, kata laporan itu.

Studi ini memperkirakan 30 persen dari pekerjaan yang ada di Inggris berisiko terhadap kehadiran otomatisasi dibandingkan dengan 38 persen di AS, 35 persen di Jerman, dan hanya 21 persen di Jepang.

"Tidak diragukan lagi bahwa robotika dan AI akan menyeimbangkan pekerjaan di masa depan dan beberapa lebih rentan daripada yang lainnya. Apa yang penting adalah memastikan bahwa potensi keuntungan dari otomatisasi, merata di masyarakat dan tidak ada yang dirugikan," kata kepala ekonom PwC John Hawksworth, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Minggu?(26/3/2017).

"Dibutuhkan bos yang bertanggung jawab untuk memastikan mereka mendorong fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi sehingga kita semua siap untuk perubahan. Keterampilan menjadi sesuatu yang berharga di masa depan, kreatif, dan berpikir kritis serta kecerdasan emosional," tambahnya.

Sektor yang paling berisiko digantikan mesin di antaranya transportasi, manufaktur, retail, dan material. Meski begitu beberapa elemen interaksi manusia menjadi poin penting dan tak tergantikan di sektor kesehatan dan pekerjaan sosial. Hal ini membuat pekerja laki-laki lebih rentan tergantikan oleh otomatisasi dengan perkiraan mencapai sebesar 35 persen dibandingkan perempuan 26 persen.

Perempuan yang bekerja sebagai pengajar dan kesehatan punya kecenderungan lebih terjaga dari kehadiran otomatisasi, sedangkan untuk pria dalam sektor transportasi dan manufaktur. Risiko lebih tinggi untuk digantikan bagi mereka dengan pendidikan yang lebih rendah lewat persentase 46 persen dibandingkan hanya 12 persen untuk mereka yang setidaknya bergelar sarjana.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: