Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Petani Yogyakarta Diimbau Mampu Pilih Kesesuaian Varietas Padi

Petani Yogyakarta Diimbau Mampu Pilih Kesesuaian Varietas Padi Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Yogyakarta -

Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau para petani menyesuaikan varietas padi yang tepat untuk menghindari gagal panen menghadapi pergantian musim dari hujan ke kemarau.

"Harus mampu memilih varietas yang tepat untuk mendukung produksi padi," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) DIY Sasongko di Yogyakarta, Jumat (31/3/2017).

Ia berharap saat kemarau panjang tiba, petani dapat memilih varietas padi yang dikenal tahan kering atau tidak terlalu banyak membutuhkan air seperti padi gogo.

"Padi gogo memang tidak terlalu banyak membutuhkan air seperti varietas lainnya," kata Sasongko.

Menurut Sasongko, tanpa menyesuaikan penanaman padi dengan varietas yang tepat dikhawatirkan akan berpengaruh pada pencapaian produksi padi selama 2017.

Selain melakukan penyesuaian varietas padi, pemerintah kabupaten/kota diharapkan segera melakukan perbaikan jaringan irigasi sejak dini. Dinas terkait di tingkat kabupaten juga diharapkan mampu menyiapkan embung atau cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air sebagai salah satu upaya mengantisipasi kekeringan.

Dengan upaya penyesuaian itu, menurut dia, meski akan melalui musim kemarau panjang DIY akan tetap mampu berkontribusi secara maksimal mendorong pencapaian swasembada tanaman pangan nasional berupa padi, jagung, dan kedelai pada tahun ini.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Distan DIY Yektining Rahajeng mengatakan hingga 2016 luas lahan sawah di DIY mencapai 55.425 hektare, terdiri atas 10.366 hektare di Kulon Progo, 15.225 hektare di Bantul, 7.865 hektare di Gunung Kidul, 21.907 hektare di Sleman, dan 62 hektare di Kota Yogyakarta.

Dengan penyusutan lahan itu, menurut Yektining, untuk 2017 Distan DIY hanya berani menargetkan produksi padi mencapai 879.566 ton atau menurun dari target 2016 yang sebelumnya mencapai 920.000 ton.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memprakirakan musim kemarau akan terjadi secara bertahap di daerah itu mulai April 2017. Seperti tahun-tahun sebelumnya, awal musim kemarau akan terjadi secara bertahap mulai dari Gunung Kidul, Kota Yogyakarta, Kulon Progo hingga Sleman bagian utara. Setelah itu, kemarau akan terjadi secara total di DIY mulai Mei hingga Oktober 2017. (Ant/CP)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: