Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berawal dari Iseng, Eks Karyawan Bank Ini Ciptakan Kuliner Khas Makassar

Berawal dari Iseng, Eks Karyawan Bank Ini Ciptakan Kuliner Khas Makassar Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Bisnis kuliner di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, tidak pernah ada ?matinya. Dari hari ke hari, terus muncul pengusaha baru dengan beragam inovasinya. Salah satunya yakni Eva Dahriana (34) yang sukses menciptakan kuliner baru khas Kota Daeng. Sajian makanan ala Eva berupa ikan asap bumbu cabai bawang dan ikan asin rica dengan brand 'Rumah Rumpu'. Menariknya, aneka makanan tersebut disajikan dalam kemasan.

Bisnis kuliner tersebut bermula dari keisengan Eva untuk meracik makanan yang bisa menjadi oleh-oleh khas Makassar pada 2013. Kala itu, ia masih tercatat sebagai pegawai Bank Mandiri. Tidak disangka, makanan yang dibuatnya ternyata disukai sehingga Eva pun banjir pesanan. Melalui pemikiran yang panjang dan matang, wanita berhijab ini akhirnya memutuskan berhenti bekerja dan fokus berwirausaha.

"Jadi, awal memulai bisnis ini tidak disengaja. Mulanya sekadar coba-coba membuat makanan yang bisa menjadi oleh-oleh khas Makassar. Makanan itu lalu saya bagikan kepada beberapa teman yang ternyata suka dan akhirnya banyak yang pesan. Dari situ, ya saya mulai produksi sampai sekarang," kata Eva kepada Warta Ekonomi?di Makassar, Minggu (2/4/2017).

Inspirasi kuliner ala Eva datang dari makanan khas Manado berupa ikan roa asap. Besarnya sumber daya kelautan di Sulsel membuatnya mencoba meramu makanan serupa dengan bahan dasar yang lebih baik. Dipilihnya ikan tuna dengan pertimbangan struktur dagingnya lebih lembut dan rasanya jauh lebih enak dibandingkan ikan roa.

Dalam memulai bisnisnya, Eva mengaku tidak memerlukan dana besar. Bermodal uang tidak sampai Rp1 juta, ia dan saudaranya mampu membuat ikan asap yang disajikannya dalam puluhan paket atau kemasan. Karena tenaga kerja masih terbatas, Eva menyebut dalam sehari maksimal produksinya cuma 50 bungkus. Tiap bungkusnya dibanderol Rp25 ribu.

Eva mengatakan laba bersih yang diperolehnya pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Di tahun pertama memulai usaha, ia bisa meraup sekitar Rp4 juta per bulan. Kini, omzet yang diperolehnya sudah lebih dari itu, meski belum sampai melewati Rp10 juta. Eva bertekad membuat usaha kulinernya go international agar pendapatannya ikut terdongkrak.

Guna mengembangkan usahanya, Eva bergabung Asosiasi Muslimah Pengusaha Indonesia alias Alisa Khadijah ICMI. Eva juga mulai aktif mengikuti pelbagai kegiatan pengembangan usaha. Teranyar, ia berpartisipasi dalam gerakan 100 ribu UMKM go online yang digagas oleh Nurbaya Initiative dan pemerintah. Melalui pelbagai jaringannya itu, Eva mengharapkan jangkauan pemasarannya lebih luas lagi.

Saat ini strategi pemasaran bisnis Eva masih bertumpu pada jaringan rekan-rekannya sewaktu masih bekerja sebagai pegawai bank. Selain itu, ia juga menitipkan produknya pada berbagai toko kuliner khas Makassar. Untuk pemasaran melalui dunia maya, ia menyebut masih terbatas pada media sosial, semacam Facebook, Blackberry Mesengger, dan WhatsApp. Ke depan, ia memastikan akan memanfaatkan Instagram untuk promosi usahanya.

Eva mengimbuhkan untuk pemasaran melalui marketplace atau toko online, semacam Bukalapak, Tokopedia, Blibli, Blanja, dan lainnya, pun akan dilakukan.

"Makanya, saya gabung dengan kegiatan Nurbaya Initiative agar produk-produk yang dihasilkan bisa dipromosikan ke marketplace ternama. Harapan saya, usaha yang saya rintis ini kelak bisa go international," ujar dia.

Menurut Eva, bisnis kuliner, khusus ikan asap yang digelutinya cukup menjanjikan. Toh, di Makassar, ia menyebut belum ada usaha serupa. Meski Sulsel kaya akan potensi kelautan, seperti aneka ragam ikan, tapi produk olahan, seperti ikan asap, ternyata belum ada saingan. Kebanyakan ikan dari Sulsel diekspor ke luar negeri dan di sana baru diolah.

"Saya pernah dapat pesanan ikan asap dari Jepang. Yang pesan itu teman," tutur dia.

Disinggung ihwal pengembangan usaha, Eva mengaku berencana membuat varian baru. Saat ini varian produk Rumah Rumpu terbatas pada olahan ikan dengan pilihan rasa pedas, cabai hijau, dan tidak pedas. Ke depannya, ia mengaku akan membuat inovasi baru. Untuk pendanaan usahanya, Eva percaya diri untuk menggunakan modal yang berputar. Sebisa mungkin, ia tidak ingin mengambil kredit di bank dengan alasan ingin usaha dijalankan dengan konsep syariah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: