Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wapres Minta Amerika Introspeksi Surplus Dagang RI

Wapres Minta Amerika Introspeksi Surplus Dagang RI Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta pemerintah Amerika Serikat untuk introspeksi atas tuduhan curang kepada Indonesia karena nilai perdagangannya surplus terhadap AS.

"Trump mengatakan kita curang karena menyebabkan defisit, banyak negara yang defisit, tapi namanya perdagangan itu?fair, kalau terjadi begitu Amerika harus introspeksi, kenapa kita kurang mengimpor barang dari Amerika, karena mereka mahal," kata JK dalam konferensi pers di Auditorium Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (4/4/2017).

Pada Senin (3/4), Kementerian Dalam Negeri AS mengeluarkan daftar 16 negara yang dirasa memiliki hubungan perdagangan tidak seimbang dengan Negeri Paman Sam tersebut.

Indonesia berada di nomor urut 15 dengan surplus perdagangan sebesar 13 miliar dolar AS terhadap Amerika Serikat.

"Dari 16 negara itu kita 15 itu biasa saja sebenarnya, ekspor kita ke Amerika kan di samping dulu ada?oil and gas?sekarang ada garmen, alas sepatu dan ada juga mesin-mesin, sementara yang kita impor pesawat boeing, mesin-mesin, alat listrik, dan lain-lain," kata dia.

Oleh karena itu, Wapres menilai perdagangan bilateral Indonesia dengan Amerika terbuka dan tidak ada kecurangan, karena mereka juga defisit juga terhadap negara-negara lain.

"Dia tidak bisa mengatakan kalau Indonesia curang. Curang kenapa? kita tidak pernah paksa kan untuk beli barang Indonesia, tapi karena barang Indonesia baik dan murah, jadi mereka beli," ucap Wapres, menegaskan.

Dalam daftar tersebut, perdagangan AS defisit paling besar terhadap China sebesar 347 miliar dolar AS diikuti berturut-turut Jepang, Jerman, Meksiko, Irlandia, Vietnam, Italia, Korea Selatan, Malaysia, India, Thailand, Prancis, Swiss, dan Taiwan.

Sementara itu, di bawah Indonesia atau nomor urut 16 adalah Kanada dengan surplus sebesar 11 miliar dolar AS. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: