Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenhub Segera Tetapkan Lokasi Bandara Bali Baru

Kemenhub Segera Tetapkan Lokasi Bandara Bali Baru Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Denpasar -

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan akan segera menetapkan lokasi Bandara Bali Baru di bagian Utara.

Direktur Bandar Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Yudhi Sari usai Forum Sektor Transportasi Indonesia-Australia di Denpasar, Kamis (6/4/2017), mengatakan pekan depan pihaknya akan mengevaluasi dua lokasi yang diajukan pemerintah daerah, yaitu di wilayah Buleleng bagian Timur dan Barat.

"Dua konsultan telah memaparkan kedua lokasi ini, sudah kami terima, untuk penetapan lokasi ini hanya satu, karena itu dalam waktu dekat atau minggu depan akan melihat dua lokasi itu," ucapnya.

Yudhi mengatakan paling tidak tahun ini sudah ditentukan lokasi bandara yang akan menjadi alternatif Bandara Ngurah Rai tersebut.

"Kita evaluasi dulu, karena ada dua lokasi yang satu harus melibatkan reklamasi, Insya Allah tahun ini sudah ditentukan," ujarnya.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso usai Forum Sektor Transportasi Indonesia-Australia di Denpasar, Kamis, mengatakan saat ini wilayah tersebut masih dalam "green field" atau lahan bebas yang siapa saja boleh berinvestasi, termasuk akan ditawarkan kepada Australia.

"Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Penerbangan itu diatur bahwa bandara tidak boleh dimonopoli oleh pemerintah, jadi bisa dikerjasamakan dengan BUMN, swasta nasional ataupun asing," katanya.

Saat ini, lanjut dia, penawaran tersebut sedang berproses dan bukan hanya soal investasi dan kerja sama pengoperasian bandara saja, terapi juga kerja sama ruang udara dengan Australia.

Sementata itu, Sekretaris Jenderal Kemenhub Sugihardjo menilai pembangunan Bandara Bali Baru sangat penting peranannya, selain untuk mengurai kepadatan di Bandara Ngurah Rai, juga untuk menumbuhkan perekonomian di Bali wikayah Utara yang kurang berkembang di banding di Bali Selatan.

"Di Ngurah Rai, sisi landasan pacu dan navigasi kalau dimaksimalkan hanya 35 penerbangan per jam, karena itu dibutuhkan alterrnatif di Bali Utara karena permintaa sangat tinggi, sementara kapasitas terbatas," tuturnya.

Sugihardjo mengatakan pihaknya juga tengah mengkaji dua lokasi tersebut, satu lokasi seluruhnya memanfaatkan darat, artinya mengambil lahan subur di sebelah Timur, sementara di sebelah Barat dibutuhkan reklamasi.

"Di manapu itu tidak disarankan pembanguna bandara menggunakan lahan subur, maka dari itu alternatifnya reklamasi, tetapi ini pun harus dilihat dari sisi lingkungannya, karena itu kita libatkan pemda dan pemuka adat agar bisa saling sinergi," katanya.

Dia menyebutkan saat ini sudah ada investor lokal dan Prancis yang tertarik menggarap proyek tersebut. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: