Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kadin Dorong Peningkatan Hubungan Bisnis dengan Afghanistan

Kadin Dorong Peningkatan Hubungan Bisnis dengan Afghanistan Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong tumbuhnya saling percaya untuk meningkatkan hubungan bisnis dengan Afghanistan yang saat ini dinilai masih rendah dari segi volume perdagangan.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani menilai Afghanistan bisa menjadi pasar ekspor non tradisional untuk Indonesia mengingat sejauh ini volume perdagangan kedua negara masih relatif rendah karena adanya hambatan non teknis, seperti belum terbangunnya rasa saling percaya atau karena jalur perdagangan yang tidak langsung.

"Ke depan kita harus saling mengupayakan agar jalur perdagangannya langsung dan membangun kepercayaan agar bisnis di antara kedua belah pihak bisa tumbuh dan berkembang dengan jaringan bisnis yang semakin kuat," kata Rosan pada Forum Bisnis Indonesia-Afghanistan di Jakarta, Kamis (6/4/2017).

Kadin mencatat volume perdagangan bilateral antara Indonesia dan Afghanistan menurun menjadi 16,25 juta dolar AS pada 2016 dari tahun sebelumnya sebesar 36,6 juta dolar AS. Meski nilai perdagangan tersebut masih surplus bagi Indonesia, volume perdagangan masih dinilai rendah.

Senada dengan itu, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja, usai berdialog dengan Presiden Afghanistan, Muhammad Ashraf Ghani, mengatakan persepsi umum pebisnis Indonesia tentang Afghanistan merupakan negara konflik. Padahal, banyak kesempatan bisnis yang bisa dijajaki.

"Beliau (Presiden) menyampaikan dalam satu sisi kita Indonesia persepsinya negara konflik, tetapi sebenarnya banyak kesempatan bisnis yang bisa diambil," kata Shinta.

Ia menambahkan, ada tiga aset yang dimiliki Afghanistan, yakni listrik, air dan tanah. Ketiga sektor tersebut bisa dijajaki pebisnis Indonesia dalam bentuk pembangunan pembangkit listrik, agribisnis, dan telekomunikasi.

Selain itu, Presiden Ashraf Ghani juga dikatakan menjamin investasi dari segi keamanan sehingga risiko bisnis dapat terhindarkan.

"Presiden menjamin dari segi keamanan, ada bagian dari risiko bisnis yang mereka jamin, misalnya ada mau investasi di sana atau ada tenaga kerja kita yang ke sana. Beliau sudah memikirkan 'multiplanning' selain dari segi bisnis," ungkap Shinta.

Namun demikian, dia mengaku belum ada kesepakatan "business to business" (B to B) yang sudah ditandatangani. Menteri Perindustrian Airlangga Hartato akan memimpin delegasi pengusaha Indonesia ke Afghanistan dalam waktu dekat untuk menindaklanjuti kunjungan Presiden Ashraf Ghani. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: