Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Buka Peluang Investasi Tiga Bandara ke Australia

Pemerintah Buka Peluang Investasi Tiga Bandara ke Australia Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Denpasar -

Pemerintah, dalam hal ini, Kementerian Perhubungan membuka peluang investasi tiga bandara ke Pemerintah Australia.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso dalam Forum Sektor Transportasi Indonesia-Australia di Denpasar, Kamis (6/4/2017), menyebutkan tiga bandara tersebut, ialah Bandara Komodo Nusa Tenggara Timur, Bandara Internasional Lombok Nusa Tenggara Barat dan Bandara Bali Utara, karena letaknya dekat dengan Australia.

"Ketiga bandara ini potensial karena letaknya dekat dengan destinasi pariwisata," ucapnya.

Karena daerah wisata, lanjut dia, penumpang yang berkunjung biasanya membawa keluarga bukan perseorangan, hal itu dinilai sangat potensial ke depannya.

"Yang datang ini, bukan 'single tourist' tetapi mereka membawa anggota keluarganya, ini lalu lintasnya akan terus meningkat," ujarnya.

Selain itu, dia menambahkan yang ditawarkan bukan hanya kerja sama pengelolaan bandara di sisi darat, misalnya, tetapi juga didorong untuk berinvestasi di kawasan sekitar bandara atau dijadikan "Airport City", contoh yang potensial yaitu di Mandalika di NTB.

"Contohnya di Nusa Dua ini, dulunya tidak ada yang melirik, begitu dikembangkan, banyak hotel banyak resor, selalu penuh bahkan untuk acara-acara internasional," tuturnya.

Terkait Bandara Bali Baru di sebelah Utara, pihaknya telah menawarkan kepada Australia karena akan menjadi alternatif Bandara Ngurah Rai yang semakin padat.

"Ngurah Rai ini masih 'single runway' (landasan pacu hanya satu), jadi sulit untuk dikembangkan, karena itu kita butuh bandara baru, ini sangat menarik juga Bandara Kulon Progo," imbuhnya.

Di samping itu, lanjut Agus, kerja sama juga akan ditingkatkan di bidang navigasi penerbangan mengingat hampir seluruh penerbangan Australia melewati ruang udara Indonesia.

"Kami akan meningkatkan pelayanan untuk menjadikan 'seamless navigation' (navigasi yang terjalin langsung) karena ruang udara Australia itu di bagian Selatan, melewati Indonesia," katanya.

Dalam kesempatan sama, Direktur Utama Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI/Airnav Indonesia) Novie Riyanto mengatakan selama 10 tahun terakhir sudah dijalin kerja sama dengan Australia terkait navigasi penerbangan.

"Selama ini kita sudah tukar-menukar informasi lalu lintas penerbangan, dan kita juga akan mengembangkan rute baru di atas Papua," katanya.

Saat ini, lanjut dia, frekuensi penerbangan Australia masih sedikit dan akan ditingkatkan ke depannya agar lebih banyak pesawat Australia masuk ke Papua.

"Bandara Jayapura 'kan internasional jadi dari situ kita hubungkan ke Wamena dan daerah-daerah lain," ujarnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: