Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenhub Delegasikan Pelindo Pandu Kapal Selat Malaka

Kemenhub Delegasikan Pelindo Pandu Kapal Selat Malaka Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Batam -

Kementerian Perhubungan mendelegasikan wewenang pemanduan kapal laut yang melintasi Selat Malaka dan Selat Singapura dari pemerintah kepada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I.

Pendelegasian kewenangan secara resmi ini ditandai dengan prosesi penyerahan pilot order oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga penekanan tombol sirine kapal pandu dan pemasangan life jacket kepada petugas pandu Pelindo I dalam pemanduan Kapal SS LNG Tangguh Batur di Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin (10/4/2017).

Pelimpahan pelaksanaan Pelayanan Pemanduan dan Penundaan kapal-kapal asing dan domestik di Perairan Pandu Luar Biasa di Selat Malaka dan Selat Singapura/The Voluntary Pilotage Services in The Straits Of Malacca and Singapore (VPS in SOMS) kepada Pelindo I itu, berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. BX-428/PP 304 tanggal 25 November 2016.

Dalam siaran pers disebutkan, pelimpahan meliputi kapal-kapal yang melintas, maupun yang menuju dan atau berasal dari pelabuhan-pelabuhan yang berlokasi di sekitar Selat Malaka dan Selat Singapura.

Berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Pasal 198 ayat (3) penyelenggaraan pemanduan dilakukan oleh Otoritas Pelabuhan atau Unit Penyelenggara Pelabuhan dan dapat dilimpahkan kepada Badan Usaha Pelabuhan yang memenuhi persyaratan.

"Pelindo 1 sudah menyiapkan seluruh sumber daya sebagaimana yang dipersyaratkan dalam Guidelines to Implement The VPS in SOMS, seperti tenaga pandu, kapal pandu dan stasiun pandu, stasiun VTS, serta peralatan bantu pelayanan pemanduan di Selat Malaka-Selat Singapura. Kami optimistis bisa melakukan tugas dengan baik," kata Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana.

Bambang menambahkan, saat ini Pelindo I telah memiliki 40 orang tenaga pandu. Dan pada 2017, Pelindo 1 merencanakan merekrut beberapa orang Pandu Asing (expatriate pilot) untuk meningkatkan nilai tambah pelayanan.

Pelindo I juga akan terus menjaga dan meningkatkan kompetensi dan keahlian para pandu sesuai dengan ketentuan, serta sarana dan prasarana pemanduan.

Kesiapan personel dan infrastruktur didukung sistem IT dan beroperasi 24 jam.

Pelindo I juga memiliki lokasi Pilot Station yang strategis, yaitu di sisi barat ada Pulau Sabang dan Pulau Berhala, di sisi Timur ada pelabuhan Nongsa Batam dan atau Tanjung Uban Bintan.

Pelayanan pemanduan yang dilakukan oleh Pelindo I juga akan dikolaborasikan dengan pengamanan (kerja sama dengan TNI AL) dan layanan Vessel Traffic Service (VTS).

Pelaksanaan VPS in SOMS ini bertujuan meningkatkan jaminan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di perairan SOMS, serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi pemilik kapal dan nahkoda selama melintasi Selat Malaka-Selat Singapura karena mendapatkan Jasa Pemanduan yang berpengalamanan dan memiliki pengetahuan tentang dua selat itu.

Selat Malaka-Selat Singapura merupaan jalur pelayaran laut internasional yang padat dan tersibuk di dunia yang dilalui ribuan kapal dari berbagai negara setiap tahunnya.

"Padatnya pelayaran di Selat Malaka-Selat Singapura dengan kontur alur pelayaran yang sempit, berkelok, dan di beberapa bagiannya adalah laut dangkal dengan kedalaman kurang lebih 25 mLws membutuhkan jasa pemanduan profesional yang didukung peralatan lengkap. Pelindo I sebagai perusahaan Indonesia satu-satunya yang mendapat pelimpahan dan pengelolaan pemanduan Selat Malaka - Selat Singapura, berkomitmen menjaga kepercayaan stakeholder dalam dan luar negeri," kata Bambang.

Ia berharap peresmian jasa pemanduan dan penundaan kapal di Selat Malaka dan Selat Singapura, dan disusul dengan akan beroperasinya Pelabuhan Kuala Tanjung yang tengah dikembangkan, akan makin memperkuat posisi Indonesia sebagai negara maritim di kawasan serta memperbesar kontribusi Pelindo I dalam mengembangkan beranda depan Indonesia.

"Dari data yang ada di Kementerian Perhubungan, sekitar 70 sampai dengan 80 ribu kapal per tahun menggunakan jalur ini baik itu kapal kargo maupun kapal tanker yang berlayar melintasi Selat ini sehingga rawaran terhadap kecelakaan di laut. Kondisi ini menjadikan pemanduan di wilayah Selat Malaka dan Selat Singapura ini menjadi sangat penting terutama dalam menjamin keselamatan pelayaran bagi kapal-kapal yang berlayar," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: