Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masalah Suriah dan Kepentingan Amerika Serikat

Masalah Suriah dan Kepentingan Amerika Serikat Kredit Foto: Nytimes.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Amerika Serikat (AS) meluncurkan rudal ke landasan udara dan pusat pengisian bahan bakar di pangkalan udara Suriah pada Kamis (6/4/2017) lalu. Aksi tersebut, bagi Amerika Serikat, merupakan aksi balasan terhadap Suriah yang telah meluncurkan senjata kimia, namun Suriah menampik tudingan tersebut.

Media-media di luar menyebutkan serangan rudal Amerika merupakan aksi brutal pertama yang digencarkan oleh Donald Trump selain kebijakan-kebijakan kontroversialnya.

Dikutip BBC, Senin?(10/4/2017), serangan itu membuat mata uang dolar AS mengalami sedikit pelemahan terhadap mata uang lainnya termasuk yen yang turun ke level 110,59 usai beredar serangan AS. Eropa menunjukan sedikit penurunan di awal perdagangan FTSE 100 London. Turun 0,3% menjadi 7.301,24, sementara aset lainya membuahkan hasil semisal harga emas naik 1,2% menjadi US$1,235.75 per ounce.

Namun, di pasar Asia serangan udara di atas mendorong kenaikan saham energi sebagaimana dilihat dari Indeks Nikkei Jepang yang ditutup menguat 0,36% menjadi 18.664.

Secara politis ada beberapa motif Amerika ingin menjatuhkan rezim Bashar al-Assad. Pertama, Amerika ingin memperkuat posisi Isreal di Timur Tengah demi mendukung kebijakan politik luar negerinya di Timur Tengah. Kedua, kedekatan Suriah, Hizbullah, dan Hamas memberi ketakutan tersendiri bagi Israel.

Ketiga, kejatuhan Bashar al-Assad akan mengubah peta politik Amerika Serikat di Suriah. Amerika akan semakin leluasa menancapkan kepentingan politik ekonominya atau tibalah era baru yang disebut sebagai Musim Semi Arab.

Itu sebabnya, Amerika Serikat tak akan berhenti memperjuangkan Suriah untuk menjadi sebuah negara demokrasi. Demokrasi dianggap sebagai sistem yang tepat untuk menciptakan keadaan yang kondusif untuk memberangus fenomena radikalisme yang marak terjadi di Timur Tengah.

Perlu Anda tahu, seperempat pendatan Suriah berasal dari minyak. Itu artinya negara ini memiliki cadangan minyak yang melimpah dan menghasilkan 400.000 barel minyak bumi per hari.

Sementara itu, sekutu Suriah seperti Rusia dan China disinyalir memiliki kepentingan strategis. Rusia disinyalir memiliki pangkalan militer dan menjadikan Suriah sebagai pasar potensial untuk perdagangan senjata, sementaran China memiliki kepentingan ekonomi untuk menjadikan Suriah sebagai pasar untuk produk-produknya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: