Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Infrastruktur Harus Diperbaiki untuk Dongkrak Daya Saing Wisata

Infrastruktur Harus Diperbaiki untuk Dongkrak Daya Saing Wisata Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Infrasturktur transportasi harus diperbaiki untuk mendongkrak daya saing wisata, terutama mendatangkan wisatawan mancanegara ke Tanjung Benoa, Bali, kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Budi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (13/4/2017), mengatakan selama ini kapal pesiar yang datang ke Pelabuhan Benoa berlabuh di ambang pintu masuk pelabuhan.

"Dengan bersandarnya kapal pesiar di dermaga pelabuhan Benoa menambah kenyamanan wisatawan asing yang berkunjung ke Bali," katanya.

Budi juga menjelaskan adnya keinginan dari perusahaan P&O (dulu konstituen dari Peninsular and Oriental Steam Navigation Company) untuk menjadikan Pelabuhan Benoa sebagai poros, namun dengan meminta beberapa persyaratan kepada Indonesia.

"Dengan kita tahu apa yang mereka (P&O) inginkan, kita tahu apa yang harus kita lakukan. Supaya pada saat nanti dilaksanakan, fasilitas pelabuhan yang kita sediakan sejalan dengan apa yang diinginkan mereka," katanya.

Dia juga menjelaskan potensi yang dimiliki oleh Tanjung Benoa beserta permasalahan yang dihadapi.

"Tanjung Benoa ini memiliki potensi yang luar biasa untuk menarik kedatangan turis mancanegara. Masalah klasik adalah infrastruktur yang belum siap. Mana mungkin mereka mau datang ke sini kalau biayanya mahal, kurang bagus dan belum ada fasilitas," ujarnya.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan tiga poin yang harus diperhatikan dalam membangun infrastruktur, antara lain mudah, murah dan melayani.

Pertama, mudah yaitu kita merencanakan besaran-besaran pelabuhan, jalur dan rute, itu kita betulkan.

Kedua, murah yaitu kita minta kepada port management, Pelindo 1, 2, 3, 4, melakukan suatu revisi terhadap biaya yang dikenakan.

Ketiga, melayani yakni kita harus 'welcome' (ramah) sama mereka.

Budi juga meminta skala ekonomi dan harga harus dibahas secara cerdas, agar harga yang diberikan bisa kompetitif dan lalu lintas pun akan meningkat.

"Kita lihat skala ekonomi, kita bilang setahun cuma dua kali, jadi harganya mahal. Nah, bagaimana kita ciptakan harga agar yang datang 100 kali setahun, pada akhirnya kita akan mencapai pendapatan yang sama," ucapnya.

Bali, lanjut dia bagus, tapi kalau mahal? Orang malas juga ke sini. Oleh karenanya kita akan evaluasi, harganya harus lebih murah dari yang lain.

Dia memperkirakan pembangunan Pelabuhan Tanjung Benoa akan selesai dalam waktu 18 bulan.

"Setelah RAB (Rencana Anggaran Biaya)-nya selesai, saya pikir 18 bulan kita bisa selesaikan pengembangan pelabuhan ini," ujar Menhub optimis.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Menteri Koordinasi Bidang Maritim Luhut Pandjaitan turut menghimbau masyarakat Bali untuk sama-sama menyelesaikan permasalahan sampah yang dapat mengganggu keindahan, kebersihan dan kesehatan.

"Sampah bukan hanya soal kebersihan, tapi juga kesehatan. Dari data yang kita dapat, ikan-ikan kita sudah mulai makan plastik. Nah kalau ikan itu dimakan oleh ibu hamil, itu bisa menimbulkan kecacatan pada anaknya cacat. Kalau kita tidak mau anak-anak kita cacat, mari kita sama-sama selesaikan masalah sampah ini," kata Luhut. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: