Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kuartal I, Neraca Perdagangan RI Surplus US$3,93 Miliar

Kuartal I, Neraca Perdagangan RI Surplus US$3,93 Miliar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Neraca Perdagangan Indonesia sepanjang kuartal pertama tahun ini meraih raihan positif. Badan Pusat Statistik (BPS) ?mencatat terjadi surplus US$ 3,93 miliar atau tumbuh 137,6% dibandingkan surplus pada periode yang sama tahun lalu (year on year) sebesar US$ 1,65 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan peningkatan surplus sepanjang tiga bulan pertama ?tersebut terutama didorong oleh kenaikan ekspor US$ 40,61 miliar dan impor US$ 36,68 miliar.

"Surplus Januari-Maret 2017 merupakan tertinggi sejak periode Januari-Maret 2012. Mudah-mudahan ke depan kita berharap surplus kita semakin meningkat dan berpengaruh kepada angka pertumbuhan ekonomi," kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin.

Adapun khusus Maret 2017 lanjut Suhariyanto, surplus neraca perdagangan tercatat sebesar US$1,23 miliar. Surplus tersebut dihasilkan dari ekspor mencapai US$14,59 miliar atau naik 15,68% dibandingkan Februari 2017, sedangkan impor menjadi US$ 13,36 miliar atau naik 17,65% dibandingkan bulan sebelumnya.

Lebih lanjut ?ia merincikan ekspor ?Maret ?mencapai US$14,59 ?miliar atau meningkat 15,68% dibanding ekspor pada Februari yang sebesar US$12,57 miliar. Sementara bila dibandingkan dengan Maret 2016 meningkat 23,55% atau sebesar US$11,81 miliar.

"Peningkatan ekspor Maret 2017 disebabkan oleh meningkatnya ekspor non migas 14,86% , demikian juga ekspor migas naik 23,56%," tambahnya.

Sedangkan ?nilai impor Indonesia pada Maret 2017 naik 17,65% ?atau meningkat dari US$ 11,26 miliar menjadi US$ 13,36 miliar bila dibandingkan bulan sebelumnya . Hal tersebut disebabkan naiknya nilai impor nonmigas 24,94% walaupun impor migas turun 8,54%.

Penurunan impor migas dipicu oleh turunnya nilai impor minyak mentah 8,26% dan hasil minyak 12,23% , walaupun impor migas naik 13,23%. Sementara peningkatan impor nonmigas terbesar adalah golongan mesin dan peralatan listrik 36,84%, sedangkan penurunan terbesar adalah golongan benda-benda dari besi dan baja sebesar 40,06%.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: