Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Memetik Pelajaran Demokrasi dari Pilkada DKI Jakarta (II)

Memetik Pelajaran Demokrasi dari Pilkada DKI Jakarta (II) Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ia melihat dalam Pemilihan Gubernur DKI pada 2012 putaran dua, tensinya juga tinggi, tetapi saat hasil survei dan hitung cepat ketika itu keluar, masyarakat langsung mengatakan survei dan hitung cepat adalah ilmu terukur dan menerima, warga DKI akan menghormati dan menerima hasilnya serta bisa bersalaman kembali menjalin tali persaudaraan.

"Saya optimis semua unsur bangsa pada pilkada 2017 ini juga akan bergandengan tangan kembali," ucap Arief.

Meski belum berjalan sempurna, Arief menilai pemungutan suara berjalan dengan lancar sesuai ketentuan, tidak menghadapi persoalan luar biasa serta secara keseluruhan menunjukkan tahapan yang lebih baik.

Penyelenggaraan yang lebih baik, juga dilihat dari menurunnya jumlah sengketa pilkada yang tercatat di Mahkamah Konstitusi.

Hal lain yang menjadi catatan penting yang bisa dipahami dalam penyelenggaraan pilkada DKI Jakarta kali ini adalah praktik yang baik saat menyikapi hasil pemungutan suara.

Dalam pemungutan suara putaran pertama, pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni mendapat pujian atas sikap mereka yang menerima secara objektif kekalahan mereka seraya mengucapkan selamat atas keberhasilan pasangan lainnya melaju ke putaran berikutnya.

Agus dan Sylviana juga meminta agar para simpatisan mereka tidak berkecil hati dan menerima kekalahan ini secara sportif.

Hal yang sama juga ditunjukkan oleh pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot ketika dalam keterangan pers beberapa jam setelah proses pemungutan suara selesai menyampaikan apapun hasil dari putaran kedua ini mereka akan menerima dan menghormatinya.

"Kita sudah lihat hasil hitung cepat atau quick count. Hasilnya, pasangan Anies-Sandi unggul. Selamat kepada Pak Anies dan Pak Sandi," kata Djarot.

Meskipun demikian, dia menyatakan pihaknya akan tetap menunggu hingga hasil penghitungan resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta diterbitkan.

"Tentunya, kami pasti akan menunggu sampai hasil resmi penghitungan suara atau real count yang dilakukan oleh KPU DKI Jakarta," ujar Djarot.

Senada dengan Djarot, Ahok juga menyampaikan ucapan selamat kepaa pasangan Anies-Sandi karena unggul dalam hitung cepat Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Selamat, sekali lagi, kepada Pak Anies dan Pak Sandi. Kami terbuka untuk Pak Anies dan Pak Sandi. Kita semua sama. Kota Jakarta adalah rumah kita bersama," kata Basuki.

Basuki berjanji menyelesaikan seluruh pekerjaan yang masih tersisa dalam waktu enam bulan ke depan atau hingga pelantikan gubernur dan wakil gubernur yang baru.

"Saya sudah bicara dengan Pak Djarot. Kami masih punya waktu enam bulan sampai pelantikan. Oleh karena itu, kami akan bekerja dengan cepat dan baik," katanya.

Dalam waktu enam bulan tersebut, pria yang lebih akrab disapa Ahok itu berjanji untuk menyelesaikan semua tugas atau pekerjaan yang masih belum selesai.

"Tentu saja, tidak mungkin pekerjaan itu bisa semuanya. Makanya, kami berharap nanti Pak Anies dan Pak Sandi bisa meneruskannya dengan baik. Itu harapan kami," ujar Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur itu juga berharap seluruh program dan pekerjaan yang masih tersisa dapat diselesaikan dengan cepat, sehingga membantu mengurangi beban Anies dan Sandi.

"Kami harapkan program-program bisa berjalan dengan cepat, sehingga beban Pak Anies dan Pak Sandi bisa lebih ringan, dan banyak proyek bisa diresmikan," katanya.

Sementara itu Anies Baswedan menilai Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama merupakan sosok yang sangat terbuka setelah pertemuannya dengan Basuki di Balaikota.

"Pak Basuki sangat terbuka. Nanti, beliau akan terima tim dari kami untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut," kata Anies.

Menurut dia, keterbukaan Basuki itu ditunjukkan dengan sikap yang mau memberikan informasi mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.

"Pak Basuki sangat terbuka, bahkan beliau mau kasih contoh tentang program kami yang perlu dianggarkan dan apa-apa saja yang harus disiapkan dari awal," ujar Anies.

Kedua seteru dalam pilkada DKI 2017 itu sudah memberikan sinyal kuat bahwa persaingan selesai, kini untuk menguatkan pelajaran demokrasi yang dapat dipetik, perlu juga pandangan serupa dari para simpatisan dan pendukung kedua kubu bahwa baik Basuki maupun Anies sama-sama bekerja untuk Indonesia Raya sekaligus perlu menerima perbedaan pendapat maupun pandangan. Selesai (Ant/Panca Hari Prabowo).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: