Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Oposisi Venezuela Gelar Aksi Kenang Rekan Yang Tewas Saat Demo

Oposisi Venezuela Gelar Aksi Kenang Rekan Yang Tewas Saat Demo Kredit Foto: Antara/Reuters/Carlos Garcia Rawlins
Warta Ekonomi, Jakarta -

Oposisi Venezuela, Sabtu, menggelar jalan kaki hening untuk mengenang selusin orang tewas dalam tiga pekan unjuk rasa menuntut pemerintah Presiden Nicolas Maduro menggelar pemilihan umum tertunda dan mengatasi kemelut ekonomi.

Dua belas orang terbunuh dalam gelombang unjuk rasa pada bulan ini dalam kejadian terutama melibatkan pasukan keamanan atau warga bersenjata. Delapan lagi tersengat listrik dalam penjarahan setelah unjuk rasa.

Ribuan orang berkaos putih berbaris menuju kantor pusat Keuskupan Agung Katolik di negara bagian barat dari Karakas.

"Kami ingin pemilihan bebas, kami ingin menyingkirkan pemerintah korup ini," kata Iomira Barrios, 60, konsultan lingkungan, yang mengatakan tidak bisa lagi mencari pekerjaan.

"Saat ini orang rela berkelahi, karena mereka telah menyatakan kediktatoran dan kami tidak bisa membiarkannya. " Kemarahan atas inflasi tiga digit negara OPEC itu dan kurangnya produk pokok meluap setelah Mahkamah Agung bulan lalu secara singkat mengambil alih kekuasaan Kongres, yang memicu tuduhan bahwa Maduro sedang membangun sebuah kediktatoran.

Pengadilan membatalkan keputusan setelah kecaman internasional, tapi pemerintahan Maduro lebih jauh memicu demonstrasi dengan melarang politisi oposisi paling populer, Henrique Capriles, menjabat selama 15 tahun.

Pejabat Partai Sosialis yang berkuasa mengatakan demonstrasi tersebut, di mana para pemrotes melemparkan batu ke polisi dan memblokir jalan-jalan dengan puing-puing yang terbakar, adalah gangguan ketertiban umum dengan kekerasan yang dimaksudkan untuk menggulingkan pemerintah Oposisi mengatakan bahwa dewan pemilihan harus menyeru pemilihan gubernur yang seharusnya digelar tahun lalu, dan menuduh dewan tersebut secara tidak pasti menunda pemilihan karena Partai Sosialis yang berkuasa kemungkinan akan kalah di banyak negara bagian.

Pemilihan presiden berikutnya dijadwalkan pada akhir 2018.

Gerakan pada umumnya dimulai dengan aksi unjuk rasa di siang hari yang dibubarkan oleh pasukan Garda Nasional. Mereka biasanya berubah dari itu menjadi kerumunan yang membingungkan antara tentara dan pemrotes berkerudung yang beelanjut hingga malam hari.

Pada pekan terakhir telah mengalami peningkatan penjarahan di malam hari di kawasan kelas pekerja. Kerusuhan yang mulai larut malam pada Kamis malam di lingkungan Caracas di El Valle membuat sebelas orang tewas baik karena aliran listrik atau tembakan.

Perekonomian terpuruk sejak harga minyak jatuh pada 2014. Bila Venezuela sebelumnya adalah negara kesejahteraan, yang didanai minyak, saat ini menjadi negara berjuang untuk mendapatkan makanan pokok dan obat. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: