Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemilihan Presiden Perancis Mulai Digelar, Akankah Populisme Berjaya?

Pemilihan Presiden Perancis Mulai Digelar, Akankah Populisme Berjaya? Kredit Foto: Antara/Reuters/Bobby Yip
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada Minggu (23/4/2017) rakyat Perancis mulai berdatangan ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk memilih calon presiden pada putaran pertama. Hampir 47 juta pemilih akan menentukan pilihan dengan pengamanan ekstra ketat.

Mengutip Channel NewsAsia?di Jakarta, Minggu (23/4/2017), rakyat Perancis akan memutuskan apakah mereka akan berpihak kepada kandidat pro-Uni Eropa -seorang veteran konservatif, seorang kiri pengagum Fidel Castro, pengagum euroskeptik- atau seorang wanita fundamentalis anti-imigran.

Tentu dunia akan menanti hasil pilihan demokrasi ini dengan cemas, apakah populisme Brexit dan Donald Trump berdampak kuat atau mulai redam. Kontestasi politik kali ini bakal diikuti oleh empat kandidat: Francois Fillon (Les Republicans), Benoit Hamon dari (Socialists), Marie Le Pen (Front National), dan Emmanuel Macron (Independent).

Sejauh ini, Marine Le Pen adalah sosok yang dibayangi mirip dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ia kerap memunculkan isu-isu yang kontroversial dan rasial. Marine adalah putri dari tokoh sayap kanan Jean-Marie Le Pen.

Selain itu, politisi sayap kiri Benoit Hammon merupakan mantan menteri pendidikan. Ia berjanji akan menguragi jam kerja dari 35 menjadi 32 jam. Ia mendapatkan dukungan 58,65% dari dukungan Partai Sosialis.

Selanjutnya ada Emmanuel Macron. Ia sempat menjadi penasihat ekonomi Presiden Perancis Francois Hollande sebelum menjabat sebagai menteri ekonomi sejak 2014, namun akhirnya ia mengundurkan diri dan mendirikan partai baru berhaluan tengah.

Terakhir ada Francois Fillon. Ia sangat terinspirasi oleh Mageret Thatcher. Ia berjanji akan memangkas sektor publik karena banyak memperkerjakan pegawai negeri namun hanya sedikit dari mereka yang bekerja. Ia juga dituding telah membayar istrinya, Penelope Fillon setengah juta euro untuk melakukan pekerjaan fiktif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: