Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bisnis Internasional Lesu, Laba Lockheed Martin Turun 15 Persen

Bisnis Internasional Lesu, Laba Lockheed Martin Turun 15 Persen Kredit Foto: Reuters/Peter Nicholls
Warta Ekonomi, Jakarta -

Raksasa pertahanan Amerika Serikat, Lockheed Martin, pada Selasa (25/4) melaporkan penurunan laba bersih di kuartal pertama 2017. Kerugian tak terduga tersebut terkait dengan bisnis internasional yang sedang lesu.

Meski mengalami kenaikan penjualan, Lockheed membukukan penurunan laba bersih sebesar 15 persen menjadi US$ 763 juta, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 898 juta.

Selain itu, produsen pertahanan terbesar di dunia tersebut juga menurunkan proyeksi keuntungan tahun ini.

Saham Lockheed Martin turun 3 persen pada awal perdagangan pada hari Selasa, menyusul berita tersebut.

Lockheed tengah mendapat tekanan pada program jet tempur F-35, setelah bertahun-tahun mengalami penundaan dan pembengkakan biaya.

Sebuah laporan dari badan audit pemerintah AS, Government Accountability Office menemukan bahwa penundaan tersebut mengakibatkan biaya program membengkak hingga lebih dari US$ 1 miliar dari anggaran.

Pada bulan Desember lalu, Presiden AS Donald Trump juga mengecam program pertahanan termahal Pentagon itu sebagai "di luar kontrol" dan bersumpah untuk membuat harga menjadi turun hingga miliaran dolar.

CEO Marillyn Hewson mengatakan bahwa keuntungan Lockheed mencapai puncaknya pada program pertahanan untuk pelanggan internasional.

"Kami tetap berharap bahwa kemajuan akan terus dilakukan di bidang ini dan undang-undang yang akan datang akan mencakup peningkatan yang diperlukan untuk membekali dan mempertahankan pasukan tempur kita," kata Hewson, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Rabu (26/4/2017).

Lockheed juga mengurangi nilai usaha patungan di Timur Tengah, yang tidak banyak diminati seperti yang diharapkan. Namun Hewson mengatakan lingkungan internasional yang "mudah berubah" menunjukkan bahwa pengeluaran militer dapat meningkat kapan saja, termasuk di AS.

Penjualan Lockheed pada kuartal pertama naik 6,6 persen menjadi US$ 11,1 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: