Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Strategi Terbaru Trump, AS Bakal Perketat Sanksi atas Korut

Strategi Terbaru Trump, AS Bakal Perketat Sanksi atas Korut Kredit Foto: Antara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Amerika Serikat akan memperketat sanksi ekonomi atas Korea Utara sekaligus meningkatkan upaya diplomatik. Hal itu menjadi strategi terbaru Presiden Donald Trump untuk menekan Korut agar menghentikan program nuklir dan rudalnya.

Langkah tersebut diumumkan setelah Gedung Putih memberikan pengarahan khusus pada Senat di tengah meningkatnya ketegangan akhir-akhir ini antara Washington dan Pyongyang terkait uji coba rudal dan nuklir Korea Utara. Seluruh anggota Senat yang berjumlah 100 orang tersebut dibawa ke Gedung Putih dengan menggunakan bus, sebuah langkah yang tidak biasa di AS.

"Amerika Serikat mencari stabilitas dan denuklirisasi di Semenanjung Korea," sebut pernyataan bersama Menteri Luar Negeri Rex Tillerson dan Menteri Pertahanan Jim Mattis serta Direktur Intelijen Nasional Dan Coats seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Jumat (28/4/2017).

"Kami tetap terbuka untuk perundingan yang mengarah pada tujuan itu. Bagaimanapun kami tetap siap mempertahankan diri kami dan sekutu-sekutu kami."

Korea Utara saat ini sedang menghadapi sanksi PBB terkait dengan program senjatanya. Sebelumnya, Panglima Komando Pasifik Amerika Serikat mengatakan sistem pertahanan rudal di Korea Selatan bertujuan untuk membuat pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, 'menggunakan akal'.

Kepada Kongres Amerika Serikat, Laksamana Harry Harris, menjelaskan AS akan siap dengan "teknologi terbaiknya" untuk mengalahkan ancaman rudal Korea Utara. Laksamana Harris juga mengungkapkan keyakinan Korea Utara akan berupaya menyerang Amerika Serikat begitu mereka memiliki kemampuan militer untuk itu.

"Dengan setiap uji coba, Kim semakin dekat ke tujuannya, yaitu menggunakan senjata nuklir ke kota-kota Amerika Serikat," ujarnya kepada Komite Angkatan Bersenjata AS menjelang pertemuan pemerintahan Trump dengan Senat di Gedung Putih.

"Seperti sudah dikatakan Trump dan Mattis (Menteri Pertahanan), semua pilihan ada di meja."

Selain sistem pertahanan rudal, Gedung Putih juga sudah mengerahkan satu armada yang dipimpin kapal induk USS Carl Vinson ke Semenanjung Korea. Langkah tersebut memicu kekhawatiran China. Pemerintah Beijing mengatakan sistem pertahanan rudal Thaad yang siap beroperasi dalam beberapa hari mendatang akan menciptakan ketidakstabilan di kawasan tersebut.

China yang merupakan sekutu utama Korea Utara meluncurkan kapal induk keduanya pada Rabu (26/04). Kapal yang belum diberi nama itu menandai kekuatan militernya yang berkembang. Kendati demikian, menurut Laksamana Harris, hubungan antara Presiden Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping tetap "positif dan membesarkan hati".

Sebelumnya pada pertemuan antara kedua pemimpin negara dengan perekonomian terbesar dunia tersebut, Presiden Trump mendesak China untuk lebih menekan Korea Utara yang sudah menyatakan akan tetap meneruskan uji coba rudal dan nuklirnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: