Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Karangan Bunga Ahok, Kiriman Asli atau Palsu?

Karangan Bunga Ahok, Kiriman Asli atau Palsu? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masyarakat?DKI Jakarta dibuat kagum dengan kiriman karangan bunga ucapan terima kasih untuk Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang memenuhi?halaman depan Balai Kota. Terhitung, ada sekitar 1.000 lebih karangan bunga yang ditujukan pada gubernur yang akrab disapa Ahok tersebut.

Tidak banyak yang mengetahui siapa orang yang memulai gerakan mengirimkan bunga ini. Namun, di antara kirimian bunga tahap awal ada beberapa naa seperti?Jappy M Pellokila, Todora Radistic, Roostien Ilyas, dan Susi Karina yang diduga memulai langkah itu sebagai bentuk dukungan moril untuk Ahok-Djarot.

Jappy M Pellokila adalah founder dan perintis grup Indonesia Hari INI (IHI) sedangkan Todora Radistic adalah Ketua Relawan Cinta Ahok (RCA) dan Roostien Ilyas adalah anggota IHI yang kemudian turut bergabung Susi Karina dari Gerakan Damai Nusantara.

Jappy M Pellokila mengatakan ide untuk mengirimkan bunga kepada Ahok-Djarot awalnya dimaksudkan sebagai dukungan moral?atas prestasi yang telah ditorehkan selama memimpin di Jakarta.

"Kita berencana ramai-ramai kirim bunga papan ke Balai Kota, buat Pak Ahok dan Pak Djarot. Untuk mengungkapkan rasa terima kasih kita terhadap usaha dan kerja Pak Ahok selama menjabat, ucapan semangat, dan kebanggaan kita pada beliau," kata Jappy.

Ia menambahkan para pendukung Ahok di lapangan sangat bangga meskipun Ahok kemudian gagal kembali terpilih sebagai Gubernur DKI.

"Jadi, kami secara pribadi maupun kolektif secara serentak sepakat untuk mengirimkan bunga pada 26 April 2017 sebagai bentuk simpati dan dukungan moril kami. Mudah-mudahan hal ini bisa membangkitkan semangatnya," katanya.

Pada awalnya rencana untuk ramai-ramai mengirimkan bunga tersebut disebarkan secara terbatas di grup whatsapp IHI. Roostien menghubungi Jappy yang kemudian berkoordinasi dengan Todora dan Susi, setelah itu keempatnya menyebarkan rencana tersebut di grup media sosial mereka.

Jappy pun tidak menyangka jika pada akhirnya kiriman karangan bunga tersebut mencapai ribuan dan memenuhi kawasan Balai Kota hingga sekitarnya.

"Kami ingin memelopori agar setiap tanggal 19 ada kiriman bunga di Balai Kota sampai Oktober 2017 atau sampai berakhirnya masa tugas Pak Ahok dan Pak Djarot," katanya.

Meski demikian, ada suara nyinyir di masyarakat bahwa karangan bunga yang memenuhi Balai Kota adalah ulah dari tim?Ahok sendiri sebagai bentuk pencitraan dan setting-an?agar mantan Bupati Belitung Timur tersebut dianggap sebagai tokoh yang sangat berjasa sehingga pantas menjadi?salah satu menteri di Kabinet Kerja.

Kecurigaan ini muncul karena mayoritas nama pengirim karangan adalah anonim seperti Dari Kami yang Belum Bisa Move On, Kami yang Baper,?Grup Baper yang Berusaha Setrong,?hingga?Dari Kami yang Patah Hati Ditinggal saat Lagi Senang-senangnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyidir pemberian karangan bungan hanya bagian dari pencitraan murahan. Ia menilai pemberian karangan bunga justru menghamburkan uang karena akan lebih bermanfaat bila digunakan untuk kepentingan masyarakat atau dihimpun untuk orang-orang yang tidak mampu.

"Saya rasa masyarakat sudah tahu-lah. Itu bisa bukan efek positif yang didapat, tapi efek negatif. Apalagi kalau ketahuan sumbernya itu. Jadi pencitraan yang murahan ya," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: