Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tingkat Pengangguran Singapura Naik ke Level Tertinggi dalam 7 Tahun

Tingkat Pengangguran Singapura Naik ke Level Tertinggi dalam 7 Tahun Kredit Foto: Antara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tingkat pengangguran di Singapura meningkat ke level tertinggi dalam tujuh tahun sepanjang kuartal I-2017 yang mencapai 2,3%. Naiknya angka pengangguran disebabkan oleh jumlah pekerjaan di sektor manufaktur dan konstruksi yang menyusut sebagai dampak dari krisis keuangan global yang belum pulih.

Kementerian Tenaga Kerja Singapura merilis tingkat pengangguran pada kuartal I-2017. Tingkat pengangguran untuk warga negara mencapai 3,5%, sementara tingkat pengangguran untuk penduduk di mana termasuk pekerja asing mencapai 3,2%.

Angka tersebut naik dibandingkan akhir Desember tahun lalu sebesar 2,2%. Kendati demikian, pengangguran Singapura tetaplah menjadi salah satu yang terendah di dunia. Dalam pesan menjelang Hari Buruh Internasional (May Day), Menteri Tenaga Kerja Singapura Lim Swee Say mengatakan tingkat pengangguran yang meningkat ini bisa terus berlanjut hingga restrukturisasi ekonomi.

Selain tingkat pengangguran, data Kementerian Tenaga Kerja juga menunjukkan soal penurunan?jumlah pekerjaan yang menjadi 8.500 di kuartal I-2017. Hal ini menjadi penurunan terbesar dalam waktu hampir 14 tahun.

Industri manufaktur dan konstruksi yang selama ini menjadi penopang ekonomi Singapura mulai lesu sehingga berdampak ke jumlah lapangan kerja. Sektor konstruksi bahkan mengalami kontraksi terburuk dalam lapangan kerja di Singapura dalam 12 tahun belakangan.

Namun, kata Menteri Lim, jumlah pemutusan hubungan kerja telah menurun. Pada kuartal I-2017 jumlah PHK hanya mencapai 4.800, lebih rendah dibandingkan jumlah PHK di kuartal IV tahun lalu sebanyak 5.440.

Menanggapi permasalahan ini, Singapura mulai mengubah orientasinya lebih kepada sektor jasa dan perdagangan luar negeri sambil menunggu rebound di sektor manufaktur.

"Prospek pasar tenaga kerja kemungkinan tetap tidak merata di seluruh sektor, namun peluang akan terus tersedia di sektor kesehatan, informasi dan komunikasi, keuangan, asuransi, dan segmen manufaktur tertentu," kata Menteri Lim seperti dikutip dari laman Bloomberg di Jakarta, Minggu (30/4/2017).

Sementara itu, anggota parlemen Singapura yang juga asisten sekretaris jenderal di Kongres Serikat Perdagangan Nasional, Patrick Tay, meminta para pekerja dan pengusaha saling berkoordinasi.

"Saya mendesak para pekerja dan pengusaha untuk bekerja sama, menyiapkan keterampilan baru, menciptakan pekerjaan baru, dan harus bisa menghadapi perubahan," katanya.

Dan prioritas Kementerian Tenaga Kerja Singapura saat ini mendukung pekerja yang kehilangan tempat tinggal atau orang-orang yang berisiko kehilangan pekerjaan mereka melalui program adaptasi dan tumbuh. Selain itu, kementerian bekerja sama dengan gerakan buruh dan pengusaha membantu perubahan bisnis menjadi lebih produktif.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: