Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba Airbus Anjlok 52% di Tengah Masalah Teknis

Laba Airbus Anjlok 52% di Tengah Masalah Teknis Kredit Foto: Reuters/Pascal Rossignol
Warta Ekonomi, Jakarta -

Produsen pesawat terbang Eropa, Airbus, masih mengalami masalah teknis terutama pada program pesawat militer A400M. Produsen pesawat yang berbasis di Toulouse, Prancis, tersebut menambahkan masalah teknis terkait mesin pesawat berpenumpang A320neo masih harus diselesaikan.

Peringatan ini muncul setelah Airbus melaporkan kinerja kuartal pertama tahun 2017 yang menunjukkan penurunan laba bersih sebesar 52% menjadi 240 juta euro.

Pesawat transportasi militer A400M telah mengalami sejumlah kemunduran selama bertahun-tahun dan yang paling parah adalah kecelakaan saat tes penerbangan di Spanyol pada tahun 2015 lalu yang menyebabkan kematian empat kru pesawat tersebut.

Total pendapatan sepanjang periode tiga bulan meningkat 7% menjadi 13 miliar euro. Airbus memprediksi tahun ini akan tetap berada di jalur untuk pengiriman lebih dari 700 pesawat komersial selama tahun 2017, dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya mengirim sebanyak 688 unit pesawat.

"Aktivitas pesanan baru pada kuartal pertama sangat rendah seperti yang diperkirakan, tapi jangan lupa bahwa kami telah memenuhi pesanan lebih dari 6.700 pesawat komersial yang membuat kinerja perusahaan tetap maksimal. Program eksekusi tetap menjadi kunci semua bisnis kami," kata CEO Airbus Tom Enders seperti dikutip BBC di Jakarta, Sabtu (29/4/2017).

Namun, Airbus telah terbebani oleh pelemahan harga karena perubahan model-model baru dan biaya produksi yang lebih tinggi.

Perusahaan yang membuat sayap pesawatnya di Inggris itu berharap pengiriman A320neo tidak lagi mengalami kejatuhan terutama pada akhir tahun. Airbus juga menekankan masalah teknis dengan mesin Pratt & Whitney perlu diselesaikan.

Direktur Keuangan Harald Wilhelm mengatakan kinerja mesin Turbofan tidak memuaskan yang ditunjukkan kepada perusahaan AS. Unit bisnis helikopter Airbus juga tergelincir setelah kecelakaan saat mengangkut pekerja minyak lepas pantai di Laut Utara pada 2016 lalu.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: