Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bisnis Soup Duren Kepo yang Membawa Keajaiban

Bisnis Soup Duren Kepo yang Membawa Keajaiban Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dengan latar belakang?pendidikan jauh dari dunia bisnis, Ahmad Ismatullah Basyari (26) yang pernah menjadi supplier cabai rawit di Mesir berhasil menjadi pebisnis di usia muda. Ismet sapaan akrabnya mengaku sangat puas dengan pencapaian yang sudah diraihnya, meski dirinya tetap harus terus mengembangkan dan meningkatkan bisnisnya. Kesuksesannya tersebut diakui Ismet bukan diraih dengan cara instan.

Suatu malam Ismet sangat ingin menikmati buah durian. Namun sayang, saat itu bukan sedang musim durian. Ia pun berusaha berkeliling mencari buah durian di sekitar Tangerang Selatan dan hasilnya tetap mengecewakan. Sulitnya mencari buah durian saat tidak musim, ternyata mampu memunculkan ide bisnis di benak Ismet.

"Jadi waktu itu sedang banyak yang usaha sop buah. Nah, saya berpikir kenapa enggak ada sop duren (durian). Terus saya cari tahu, ternyata yang namanya sop duren itu baru ada dua yang jual di Indonesia," ungkap Ismet kepada Warta Ekonomi beberapa waktu lalu di kedai Soup Duren Kepo, Jalan Kampung Utan, Ciputat, Tangerang Selatan.

Ismet yang masih berstatus mahasiswa saat menemukan ide bisnis tersebut mengaku kebingungan perihal modal untuk memulai usaha sop durian. Pria kelahiran 26 Juni 1990 tersebut akhirnya berusaha mencari pinjaman ke salah seorang teman yang juga masih berstatus mahasiswa. Mengajukan pinjaman hanya melalui chat di media sosial, ternyata Ismet berhasil mendapatkan pinjaman tanpa agunan dari teman kuliahnya itu.

Dengan modal pinjaman senilai Rp30 juta maka tanpa berpikir panjang, Ismet pun langsung membuka usaha sop durian dengan tempat usaha berupa ruko kecil yang berstatus sewa. Meski tidak memiliki background bisnis, namun jiwa wirausaha sangat besar saat dirinya menjadi mahasiswa yang jauh dari orangtua dan berkeinginan untuk bersikap mandiri.

Ismet pun memiliki target dalam penjualan produk kulinernya tersebut. Perhari ia?menargetkan bisa menjual 50 porsi sop durian. Namun lima bulan berjalan, target Ismet belum juga tembus. Paling banyak Ismet hanya mampu menjual 49 porsi. Meski sempat gelisah dengan bisnis rintisannya yang tidak kunjung menembus target, namun Ismet yakin bahwa dengan bersabar dan terus berinovasi, bisnisnya akan bisa sesuai harapan.

Bahkan, Ismet mengaku tidak pernah menghilangkan unsur berbagi dalam bisnis. 10 persen penghasilannya, sudah disepakati Ismet dengan dirinya sendiri untuk diberikan kepada yang membutuhkan. Baginya, bisnis bukan hanya untuk membuat kaya si pebisnis, namun harus membawa arti bagi orang-orang sekitar, khususnya yang membutuhkan.

Sampai suatu ketika, Ismet dipertemukan dengan seorang pria berusia 41 tahun yang menawarkan diri untuk menjadi karyawannya dan rela dibayar berapapun oleh Ismet demi menghidupi anaknya. Ismet yang dalam kondisi bingung karena target penjualan yang belum juga tembus, sempat memutar otak untuk memberi jawaban kepada pria tersebut. Hingga keesokan harinya, pria tersebut kembali dan menanyakan jawaban kepada Ismet.

Dengan modal yakin dan hasrat ingin menolong, Ismet pun langsung menerima karyawan barunya tersebut dengan tawaran upah Rp700 ribu setiap bulannya dan uang makan Rp15 ribu per hari. Upah yang diberikan Ismet sudah tergolong besar jika melihat kondisi bisnis Ismet yang baru dirintisnya sendiri dengan bantuan beberapa orang teman saja.

Pada hari kedua karyawan baru tersebut bekerja, bisnis Ismet mengalami perubahan yang menurutnya adalah keajaiban. Penjualan Ismet meningkat drastis hingga melebihi target yaitu 200 porsi dalam sehari. Keesokan hari, penjualan pun terus meningkat hingga 300-500 porsi dan terus meningkat. Saat ini Ismet mampu meraup omzet Rp150 jutaan setiap bulan.

Menurut Ismet yang telah memulai usahanya sejak 2013 lalu, berhasil atau gagalnya sebuah bisnis tergantung orientasi pebisnis dan manajemen bisnisnya. ?Selain itu, bagi Ismet, menjalankan bisnis dengan jujur adalah kunci utama kesuksesan.

Ismet mengaku sempat dipengaruhi temannya untuk melakukan hal curang dalam berbisnis, seperti menambahkan bahan-bahan campuran ke produk sop duriannya agar dapat menghasilkan untung yang lebih besar. Namun dengan tegas Ismet menolak, dan tetap dengan keyakinannya. Karena bagi Ismet, konsumen sangat cerdas dan mengerti rasa. Maka ketika memutuskan untuk berbisnis kuliner, hal utama yang harus diperhatikan yaitu soal rasa.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel:

Berita Terkait