Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mimpi Melahirkan 1 Juta Pengusaha

Mimpi Melahirkan 1 Juta Pengusaha Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kamis sore itu, 23 Februari 2017, di ruang pendopo rumah bercorak joglo Jawa telah berkumpul enam orang tamu Witjaksono. Dua dari tamu itu berasal dari Surabaya, Jawa Timur. Rencananya, hari itu akan ada agenda pembahasan pendirian satu perusahaan terintegrasi yang bergerak di bidang periklanan, rumah produksi (production house), perfilman, dan media. Setelah pembahasan yang tak memakan waktu lama, mereka yang berkumpul pun sepakat. Satu entitas bisnis baru yang menghimpun berbagai perusahaan dengan beragam garapan usaha telah lahir. ?

Di pendopo rumah joglo Jawa inilah, Witjak kerap kedatangan tamutamu yang awalnya berkonsultasi bisnis, lalu dari hasil diskusi itu akan keluar ide?ide bisnis segar yang akan digarap. Misalnya, salah seorang mantan anggota board of director di salah satu perusahaan tempat Witjak memiliki saham berkonsultasi dengannya yang menggulirkan satu rencana bisnis mengakuisisi satu perusahaan pengolahan makanan. ?

Witjak dan mantan BoD?nya yang kini menjajal peruntungan dengan menjadi pengusaha itu sepakat untuk segera mengeksekusi rencana akuisisi perusahaan tersebut. ?Kalau diibaratkan, posisi saya ini seperti seorang dokter,? ujar Witjak.

Umumnya, tamu yang bertandang ke pendopo rumah joglonya adalah mereka yang bisnisnya sedang mengalami beragam persoalan. Perannya terkadang seperti seorang dokter yang mendiagnosis kondisi perusahaan pasiennya lalu mengeluarkan resep-?resep bertajuk value creation, yakni solusi kreatif inovatif yang akan diambil dengan nilai bisnis tinggi. Dari hasil pertemuan-pertemuan seperti ini dengan banyak tamu bisnisnya tersebut, terkadang Witjak diajak bekerja sama untuk ikut serta sebagai pemegang saham meski minoritas sekali pun.

Dalam memformulasi resepresepnya, sesekali Witjak menjauhi pikiran bahwa solusi atas masalah bisnis tidaklah melulu modal. Bahkan, kalaupun ia punya uang banyak, uang itu tidak akan dibenamkan untuk membatu rekan-?rekan bisnisnya yang sedang ?bermasalah?.

Berbekal ketajaman insting bisnisnya, ia lebih menyodorkan solusi kreatif. Witjak selalu bicara value creation ke rekanrekan bisnisnya. Value creation ini bisa bergerak dari yang tidak ada menjadi ada bahkan menghasilkan duit gede, seperti mengais duit dari pasar modal (from zero to initial public offering/ IPO).

Setiap bisnis yang ia kreasi entah dari nol sampai berwujud dan membesar, akan ia dorong untuk sampai masuk ke lantai pasar modal melalui IPO. Semata bukan bertujuan untuk mengais dana murah dari masyarakat, tapi dengan menjadi perusahaan terbuka, kreasi bisnisnya tidaklah ia nikmati sendiri atau bersama rekan?-rekan bisnisnya namun ikut dirasakan masyarakat yang menjadi pemegang sahamnya.

Inilah yang menjadi misi utama dalam menjalankan roda perusahaannya bahwa bisnis yang ia kelola bersama rekan?-rekannya haruslah memberi berkah bukan semata bagi karyawan-karyawannya, tapi juga masyarakat yang ikut serta sebagai pemegang saham.

Seorang Witjak akan selalu mencari ide?ide bisnis segar yang mungkin tidak terpikirkan orang lain. Asal ada bau uang, insting bisnis Witjak akan bergerak untuk memburunya. Ambil contoh, peluang bisnis menggarap kelebihan pasok kamar hotel yang tidak terisi (idle capacity) dari hotel-?hotel di kota?-kota besar Indonesia. Caranya? Ia akan jual dengan tarif miring dengan promosi besar-?besaran melalui jaringan media massa cetak, online, dan tivi yang bermitra dengannya.

Dengan strategi marketing mirip?-mirip jualan seat maskapai penerbangan dengan harga supermurah ala Air Asia ini, Witjak berkeyakinan kelebihan pasok kamar hotel idle tadi akan terisi dan menghasilkan uang baik bagi hotelhotel yang bermitra dengannya, media massa yang jadi mitra bisnisnya, dan perusahaan pengelola yang ia dirikan. Dalam mengkreasi satu bisnis, pria yang gemar makan kerupuk ini, mencoba keluar dari pakem?pakem bisnis lama (old habits of doing business). ?Ia selalu menginjeksi value-value baru ketika menyentuh bisnis apa pun.

Tentu, publik tidak akan menyangka bahwa seorang Witjak kelak akan menja di raja media ma ssa baru di republik ini. Mes ki saat ini ia belum memiliki satu entitas media cetak, media online, media elektronik, seperti tivi atau radio tersohor, tapi ia telah mengkreasi media?media baru berbasis kemajuan teknologi informasi. Ia punya tivi streaming, radio streaming, media online, dan cepat atau lambat media cetak, entah dengan mengakuisisi media cetak yang sudah ada atau bikin baru.

Yang jelas, Witjak banyak didekati pemilik?pemilik media besar untuk diajak kerja sama. Kalau kepada Witjak ditanya, apa inti bisnis (core business) yang ia geluti? ?Wah, saya tidak punya inti bisnis, apa saja asal menghasilkan profit,? ujarnya.

Kalau ditelisik, rekam jejak bisnis Witjak memang melebar ke mana?mana, mulai garap hasil laut dengan mendirikan pabrik pengolahan ikan terintegrasi di Pati, pengolahan makanan (food processing) garap kemasan karton, perikalanan, tivi dan radio streaming, garmen, perhotelan, supplier, infrastruktur, dan lainnya.

Di tangan Witjak, satu perusahaan bisa melahirkan anak-?anak usaha baru, bahkan ada yang sampai ke cucu. Ini pula yang bisa menjelaskan mengapa Witjak menjadi sorotan fund manager?asing di Singapura sebagai sosok pebisnis yang mengendalikan sebuah imperium bisnis. Tapi, apa nama imperium bisnis itu, tidak ada yang mengetahui.

Satu lagi mimpi Witjak sebagai seorang pebisnis. Ia ingin sekali menjadikan Indonesia itu sebagai negara kuat dengan melahirkan pebisnis-?pebisnis handal. Ia sedih bila melihat rasio pebisnis di dalam negeri yang hanya 1,6% dari populasi penduduk Indonesia. Dari angka persentase itu, sekitar 0,08% merupakan pelaku usaha dari kelompok usia muda di bawah 40 tahun. Betapa kecilnya jumlah anak?-anak muda yang terjun sebagai entrepreneur. Itu pula yang mendorongnya membagikan pengetahuan dan pengalaman sebagai pelaku usaha kepada generasi muda.

Dari kampus ke kampus, ia sambangi untuk menyemangati mahasiswa agar selepas kuliah mau terjun sebagai pebisnis. Ia juga masuk ke komunitas komunitas bicara yang sama. Ia bermimpi akan melahirkan sejuta pebisnis handal di negeri ini. Caranya? Witjak akan keluar masuk kampus-kampus di seluruh Indonesia dan komunitas?-komunitas untuk melatih dan meng?coaching anak?-anak muda berbisnis. Ada misi besar yang sedang dipersiapkannya yakni melahirkan pebisnis?-pebisnis muda di setiap kota dan kabupaten di Indonesia. Ia bersama rekan?-rekan sejawatnya tengah menyusun?

langkah?-langkah untuk merealisasikannya. Langkah itu berupa rencana membentuk entitas bisnis berstatus perseroan terbatas (PT) di 560 kota/kabupaten yang akan menaungi pebisnis muda hasil gemblengannya. Dari sinilah ia berharap mimpi melahirkan bukan hanya ratusan atau seribuan pengusaha, tapi satu juta pengusaha baru akan terwujud.

Seorang kerabat dekat Witjak mengatakan seorang seperti Witjak sudah tidak punya mimpi lagi di bidang bisnis, semua sudah digapai. Sekarang, misi hidupnya tinggallah pengabdian kepada bangsa dengan mencetak kader-?kader pebisnis muda handal agar Indonesia menjadi negara kuat dan maju.

?Mimpi saya yang paling besar ingin mengubah Indonesia,? tandas Witjak yang kabarnya sedang menyusun agenda besar menyongsong 2019 dan 2024.

Penulis : Heri Lingga

Sumber : Majalah Warta Ekonomi 2017 edisi lll

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: