Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bantu Warga Semarang Lewat CSR, Samsung Bangun Fasilitas Balai Warga

Bantu Warga Semarang Lewat CSR, Samsung Bangun Fasilitas Balai Warga Kredit Foto: Dina Kusumaningrum
Warta Ekonomi, Jakarta -

Samsung Electronics Indonesia bekerja sama dengan Habitat for Humanity (HFH) Indonesia, membangun fasilitas balai warga dengan Samsung Smart Library serta memperbaiki 31 rumah layak huni dalam program SamsungCare: Building Homes and Community for Hope, untuk masyarakat RW4 desa Rowosari, Tembalang Semarang.?

Pembangunan balai warga dengan Smart Library tersebut, dibangun Samsung dengan tujuan agar masyarakat Rowosari dapat mengenal dan semakin dekat dengan teknologi yang dapat membantu mereka membuka wawasan sehingga berpeluang untuk memiliki masa depan yang lebih baik.?

?Kami selalu berusaha terlibat langsung dalam pembangunan komunitas, melalui inovasi dan teknologi, untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat Indonesia," ujar Corporate Affairs Vice President Samsung Electronics Idonesia Kanghyun Lee, Jakarta, Jumat (5/5/2017).

"Kali ini, lewat program SamsungCare: Building Homes and Community for Hope, kami membangun balai warga yang dilengkapi dengan Samsung Smart Library dan rumah-rumah layak huni untuk memberikan harapan baru bagi warga atas terbukanya lebih banyak kesempatan dalam menciptakan masa depan dan kehidupan yang lebih baik," sambung dia.

Samsung Smart Library dilengkapi dengan 18 unit tablet Samsung Galaxy A with S-Pen, jaringan internet dan display TV. Masyarakat desa Rowosari dapat menikmati kemudahan mengakses buku-buku digital melalui Samsung Galaxy Tab, mengakses internet untuk belajar, membuat tugas, ataupun sekedar mencari resep makan malam.

Balai warga tersebut berukuran 6x11m2 dilengkapi TV Samsung dan 50 kursi yang dapat digunakan warga RW 4 Desa Rowosari sebagai tempat pelatihan-pelatihan yang dilakukan secara aktif oleh RW 4 salah satunya adalah beladiri dan pramusaji bagi anak-anak dan pemuda setempat.?

Balai warga ini juga dapat digunakan sebagai tempat untuk menyampaikan informasi maupun kegiatan bagi ibu-ibu PKK setempat seperti posyandu.

Tiga puluh satu keluarga di Rowosari menerima perbaikan dan pembangunan rumah yang lebih layak huni. Kelayakan tersebut mengikuti standar global yang ditetapkan oleh HFH Indonesia, yaitu standar konstruksi dengan ketahanan sesuai rekomendasi pemerintah dan HFH Indonesia, ketersediaan akses dan kuantitas air bersih yang memadai, sanitasi yang baik, dan desain rumah dengan luas kamar minimal 3,5m2/orang dan memiliki minimum dua buah ruang.

RW4 di Desa Rowosari, Tembalang, Semarang, menjadi daerah yang dipilih Samsung dan HFH Indonesia setelah melakukan diskusi dengan pemerintah setempat dan melakukan riset dan serangkaian penilaian terkait dengan kondisi rumah-rumah serta lingkungan mereka saat ini.

?Kami bertanggung jawab pada manajemen konstruksi dan pengelolaan kemitraan dengan komunitas wargasehingga kualitas program dan pemberdayaan masyarakat dapat terjaga baik. Proses penerimaan manfaat dari program ?SamsungCare: Building Homes and Community for Hope? ini dengan mempertimbangkan keadaan rumah, terutama yang belum memenuhi standar kelayakan huni yang memadai, seperti lantai masih beralas tanah, pondasi yang tidak kuat, atap yang bocor, tembok masih terbuat dari bambu, dan sanitasi yang tidak layak,? kata Tommy Pacatang, Direktur Nasional (ad-interim) Habitat for Humanity Indonesia.?

Dijelaskan pula, Desa Rowosari yang lokasinya ditempuh tidak lebih dari satu jam dari pusat pemerintahan daerah Semarang, memang memenuhi kriteria tersebut. Kelebihannya, komunitas warga sangat aktif dalam gotong royong. Tommy Pacatang menjelaskan pula, salah satu faktor utama yang bisa menentukan rumah mana yang akan direnovasi, selain dari kondisinya, yaitu ada atau tidaknya keterangan kepemilikan tanah dan rumah yang sah dari penghuni rumah tersebut.

Dalam proses pelaksanaan program, pemilik rumah juga diharuskan berkontribusi dalam pembangunan rumahnya sendiri, dengan ikut membangun rumahnya secara swadaya, setidaknya selama 400 jam.?

?Ini adalah pendekatan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (community based development approach) yang identik dengan kesadaran, keterlibatan, dan kemandirian masyarakat bagi pembangunan mereka sendiri. Dengan cara ini, masyarakat dibina untuk dapat membuat keputusan sesuai kebutuhan mereka masing-masing,? tambah Tommy.?

Dalam program ini Samsung dan HFHIndonesia juga memberikan pelatihan dasar untuk mendirikan bangunan dan edukasi mengenai sanitasi air dan kebersihan, sehingga ke depannya mereka memiliki kemandirian untuk membangun dan menjaga kelayakan rumahnya dan dapat memperbaiki kualitas kehidupannya.

?Di Samsung, kesuksesan tidak hanya diukur dengan pencapaian bisnis, tetapi juga dari seberapa baik kami melayani masyarakat dan membuat perbedaan dalam kehidupan masyarakat melalui program-program Corporate Citizenship kami. Kami berharap warga Rowosari dapat memanfaatkan fasilitas dan teknologi yang kami berikan dan resmikan hari ini, untuk menjadi lebih produktif berkarya dan memiliki kehidupan yang lebih bahagia,? tutup KangHyun Lee.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: