Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos BKPM Sebut Perlu Pendekatan Terpadu untuk Tarik Investor

Bos BKPM Sebut Perlu Pendekatan Terpadu untuk Tarik Investor Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan bahwa untuk menjaring investor agar berinvestasi di Indonesia, diperlukan pendekatan terpadu yang fokus pada beberapa proyek saja.

Kepala BKPM Thomas Lembong dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (10/5/2017) mengatakan bahwa selama ini dalam upaya menjaring investor masuk ke Indonesia, proyek yang ditawarkan terlalu banyak dan tidak fokus pada proyek-proyek utama.

"Sejauh ini, pendekatan kita tidak sesuai, masih belum menggunakan pendekatan terpadu, tapi mencakup semua dimensi dan kurang fokus," kata Thomas yang kerap disapa Tom tersebut.

Tom menambahkan, saat ini pemerintah tengah berupaya untuk menggunakan skema pendekatan terpadu yang meliputi semua dimensi seperti transportasi, energi, komunikasi, pariwisata dan kawasan industri.

"Sekarang yang harus dilakukan adalah kita fokus pada dua atau tiga proyek saja, tetapi mencakup semua dimensi. Mometum investasi dari Tiongkok ke Indonesia saat ini sangat baik," kata Tom.

Langkah tersebut dipersiapkan khususnya untuk menjaring investor pada Konferensi Tingkat Tinggi "One Belt One Road" (OBOR), di Beijing, RRT pada 14-15 Mei 2017. Pada KTT tersebut, dijadwalkan sebanyak 29 kepala negara dan pimpinan negara akan hadir.

KTT OBOR merupakan program pertemuan infrastruktur terbesar di dunia. Bahkan, Tom menyebutkan bahwa program tersebut merupakan program infrastruktur terbesar di dunia untuk generasi saat ini. Diperkirakan, total pendanaan dari OBOR tersebut mencapai 300-500 miliar dolar AS dalam kurun waktu 10 tahun kedepan.

Namun, porsi yang diterima Indonesia saat ini masih terbilang kecil, baru sekitar 5-6 miliar dolar AS atau setara dengan Rp66-Rp80 triliun. Sementara itu, porsi yang diambil oleh Pakistan mencapai Rp62 miliar dolar AS, setara dengan Rp828 triliun, Filipina sebesar 24 miliar dolar AS atau Rp320 trriliun dan Malaysia sebesar 30 miliar dolar AS atau Rp400 triliun.

"Indonesia saat ini harus mengejar ketertinggalan, karena banyak sekali negara lain sudah jauh di depan kita. Terus terang, kita tidak punya banyak pilihan kecuali untuk turut serta dalam program tersebut," ujar Tom.

Pemerintah mengincar investasi dari Republik Rakyat Tiongkok dalam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt, One Road (OBOR) 2017 pada pertengahan bulan ini. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan hadir bersama dengan pemimpin negara lainnya. KTT ini akan dibuka oleh Presiden China Xi Jinping.

BKPM mencatat, realisasi investasi Tiongkok di Indonesia sepanjang 2016 sebesar 1,01 miliar dolar AS, yang meningkat jika dibandingkan 2015 yang hanya 160 juta dolar AS. Angka tersebut, jauh di bawah komitmen investasi Negeri Tirai Bambu tersebut dalam lima tahun yang diperkirakan senilai 52 miliar dolar AS. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: