Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anggaran Untuk Dukung Pariwisata NTT Masih Jauh Dari Harapan

Anggaran Untuk Dukung Pariwisata NTT Masih Jauh Dari Harapan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Kupang -

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur, Marius Ardu Jelamu mengatakan dukungan anggaran dari APBD untuk pengembangan sektor pariwisata di daerah ini masih sangat kurang, terutama untuk peningkatan promosi serta perbaikan infrastruktur pendukung.

"Dari sisi dukungan anggaran untuk pariwisata kita di NTT masih sangat kurang. Tahun ini saja alokasi dana dari APBD hanya Rp19 miliar untuk pariwisata," katanya saat dihubungi Antara di Kupang, Sabtu (13/5/2017).

Menurutnya, secara kebijakan sektor pariwisata menjadi salah satu prioritas pemerintah setempat untuk mendatangkan devisa, namun hal itu belum didukung dengan input anggaran yang memadai.

Pengembangan pariwisata, katanya, merupakan salah satu dari enam tekad Pemerintah Provinsi NTT selain pengembangan sektor kelautan dan perikanan, peternakan, jagung, cendana, dan koperasi.

"Namun coba kita lihat contohnya dukungan anggaran untuk sektor pertanian mencapai Rp60-Rp70 miliar sementara pariwisata hanya Rp19 miliar," katanya.

Menurutnya, lemahnya dukungan anggaran itu menjadi salah satu kendala pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif masyarakat di provinsi selaksa pulau itu secara besar-besaran.

Untuk itu, katanya, harus ada kemauan politik dari pemerintah maupun DPRD setempat agar memberikan kebijakan anggaran yang memadai untuk pariwisata di daerah itu yang merupakan unggulan nasional.

"Tim APBD juga seharusnya memahami kebijakan secara menyeluruh dan bagaimana menggerakkan roda ekonomi dari enam tekad itu dengan harus bisa membagi porsi anggaran yang memadai," katanya.

Marius mengatakan, dukungan anggaran yang masih kurang itu tidak hanya di tingkat provinsi, namun juga di kabupaten-kabupaten setempat yang justeru memiliki destinasi-desitasi wisata unggulan.

Kendala itu, katanya, yang membuat pengembangan infrastruktur dasar seperti jalan menuju destinasi wisata, sarana-prasarana dasar di lokasi wisata tidak maksimal.

"Kalau promosinya lemah terus infrastrktur pendukung destinasi wisata juga sulit maka jelas berdampak pada kurangnya arus kunjungan wisatawan domestik dan asing ke daerah itu, " katanya.

Ia mengatakan, sektor pariwisata di daerah ini terus menggeliat dan "gaduh" karena memanfaatkan promosi dan pemberitaan media massa (cetak, elektronik, online) serta kerja sama promosi ke luar negeri secara berkelanjutan dengan Kementerian Pariwisata.

"Justerus yang mendukung kuat itu dari pusat, sementara kalau kita lihat dari anggaran di daerah maka pemerintah daerah kita terutama di kabupaten belum melihat pariwisata sebagai kunci menggerakan roda perekonomian kita," katanya.

Untuk itu, ia mengatakan, butuh pemahaman bersama pimpinan daerah dengan instansi terkait lainnya bahwa basis kompetisi ekonomi nasional maupun internasional ada pada sektor jasa pariwisata.

"Dengan begitu maka dukungan anggaran untuk infrastruktur dan promosi bisa ditingkatkan sehingga masyarakat kita di daerah wisata betul-betul merasakan dampak ekonomi secara langsung dari kekayaan wisata yang mereka miliki," katanya. (HYS/Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: