Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat: Elit Politik Ikut Hembuskan Isu Intoleransi dan Radikalisme

Pengamat: Elit Politik Ikut Hembuskan Isu Intoleransi dan Radikalisme Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peneliti Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menilai isu intoleransi dan radikalisme yang berkembang dalam Pilkada DKI Jakarta merupakan isu yang dihadirkan para elit politik kedua kubu yang bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta.

"Isu intoleransi, isu radikalisme adalah isu yang diproduksi oleh elit. Sebelum Pilkada, warga Jakarta aman damai, tidak ada perilaku intoleran," kata Ubedilah Badrun dalam diskusi bertajuk Dramaturgi Ahok, di Jakarta, Sabtu (13/5/2017).

Maka itu, pihaknya meminta elit politik kedua kubu untuk bertanggung jawab meredakan ketegangan yang terjadi di masyarakat terutama setelah putusan vonis terpidana kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama.

Diakuinya, ada pergeseran perilaku masyarakat terutama para pendukung Basuki pada sebelum dan sesudah putusan vonis Basuki. "Mereka menduga ini ada kepentingan politik. Nah, para elit harus mengikis pemikiran ini," katanya.

Pihaknya pun mengajak masyarakat untuk merespons proses hukum dengan kepala dingin. "Kedepankan rasionalitas, publik jangan emosi melihat peradilan," katanya.

Lebih lanjut, Ubedilah mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang telah menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mengintervensi proses hukum kasus Basuki. "Ini sudah benar. Ini bukti bahwa proses hukum independen. Ada proses banding, terus nanti kasasi," katanya.

Sebelumnya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjatuhkan pidana penjara selama dua tahun terhadap terpidana kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam pembacaan putusan di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (9/5/2017).

Setelah sempat ditahan di Rutan Cipinang usai divonis hakim, Basuki Tjahaja Purnama dipindahkan ke Mako Brimob, Klapa Dua, Depok Jawa Barat guna mengantisipasi massa pendukungnya yang berdemo meminta pembebasan Basuki. (HYS/Ant)

Baca Juga: Meningkat 21 Persen, Bandara Ngurah Rai Layani 3,5 Juta Penumpang Hingga Februari 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: