Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Jadi Gusdur Kedua di China, Kok Bisa?

Jokowi Jadi Gusdur Kedua di China, Kok Bisa? Kredit Foto: Antara/M Irfan Ilmie
Warta Ekonomi, Beijing -

Presiden Joko Widodo merupakan Kepala Negara kedua RI setelah Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang pernah mengunjungi Masjid Niujie, Beijing, China.

"Pak Jokowi sebagai Presiden RI yang kedua yang pernah mengunjungi Masjid Niujie setelah Gus Dur," kata Duta Besar RI untuk China, Soegeng Rahardjo, setelah mendampingi Presiden Jokowi mengunjungi Masjid Niujie, Minggu (14/5/2017).

Soegeng Rahardjo menyebutkan bahwa pada tahun 2000, Gus Dur mengunjungi masjid terbesar dan tertua di Beijing itu di sela-sela kunjungan kenegaraannya sebagai presiden ke China.

Menurut dia, kunjungan Jokowi ke Masjid Niujie di sela-sela menghadiri KTT Kerja Sama Internasional Jalur Sutera dan Sabuk Maritim Baru (Belt and Road Forum) itu tidak hanya untuk mempererat hubungan antara Indonesia dan China dalam sektor ekonomi, melainkan juga antarmasyarakat kedua negara, khususnya umat Islam.

"Indonesia sebagai negara mayoritas muslim di dunia yang toleran, ramah, dan moderat dapat memberikan inspirasi bagi umat Islam di Tiongkok yang jumlahnya kurang lebih 25 juta untuk turut serta membumikan Islam yang 'rahmatan lil 'alamin dan berperan bagi perdamaian dunia," kata Soegeng.

Dalam kunjungannya itu, Presiden Jokowi mewakafkan kitab suci Al Qur'an, memberikan kaligrafi surat Al Fatihah dengan tulisan khas Nusantara, dan memberikan cendera mata kepada imam masjid itu berupa songkok dan sarung.

"Kehadiran Pak Jokowi juga untuk mendekatkan batin umat Islam Indonesia dan umat Islam di Tiongkok," ujarnya.

Soegeng menambahkan bahwa Presiden juga menawarkan program kerja sama untuk pendidikan keislamaan dan beasiswa bagi warga muslim China yang ingin belajar di pondok-pondok pesantren yang dikenal berperan besar melahirkan ulama-ulama Nusantara dan berpemahaman "Islam rahmatan lil 'alamin".

Masjid Niujie selain terbesar dan tertua di Beijing juga menjadi simbol masuknya Islam ke daratan Tiongkok. Masjid berarsitektur Tiongkok kuno dengan dominasi warna merah itu dibangun pada tahun 966 M pada masa Dinasti Liao yang berkuasa selama periode 916-1125.

Nama Nieuji mengacu pada banyaknya restoran halal di kawasan masjid yang menjual daging sapi. Nieujie sendiri artinya jalan sapi yang secara administratif berada di Distrik Xuanwu, Kota Beijing. Masjid yang mampu menampung 1.000 orang tersebut merupakan pusat komunitas umat Islam di Beijing yang jumlahnya mencapai 250 ribu jiwa.

Sepanjang sejarah, Masjid Niujie yang berdiri di atas lahan seluas 10.000 meter persegi itu mengalami tiga kali renovasi, yakni pada 1955, 1979, dan 1996. Masjid Niujie juga dikenal sebagai kampung muslim karena di sekitar masjid terdapat permukiman yang mampu menampung kurang lebih 18 ribu keluarga muslim dan memiliki lembaga pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga sekolah lanjutan atas.

Di Kota Beijing sendiri terdapat 70 unit masjid, sedangkan di seluruh daratan Tiongkok sekitar 23 ribu unit. (CP/Ant)

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: