Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berkat Ketekunan, Ita Mode Sukses Bisnis Jahitan Busana

Berkat Ketekunan, Ita Mode Sukses Bisnis Jahitan Busana Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Medan -

Sekitar 23?tahun yang lalu, Ernita harus berjuang seorang diri untuk memulai usaha jahit kebaya dan busana muslim. Dia bekerja dengan ulet dan tetap semangat walau harus menjahit hingga lewat tengah malam, bahkan hingga pukul 02:00 WIB dinihari. Baginya, itulah sebuah perjuangan yang harus dilakukan untuk menjadi pengusaha sukses.

"Berawal dari hobi, saya kemudian mencoba-coba dan belajar menjahit secara otodidak. Ketika itu tahun 1994, saya memulai usaha ini di rumah saya yang berada di dalam gang kecil, di dekat sini. Ketika itu pelanggan saya masih tetangga di sekitar rumah. Tapi, saya tetap menekuni usaha ini," kata wanita berusia 47 tahun ini di rumah produsinya di Jalan Masjid Taufik Nomor 47 A, Medan, akhir pekan lalu.

Antara tahun 1994 hingga 2012, usahanya terus berkembang. Atas perjuangan ibu tiga putra ini, ia mampu membeli rumah persis berada di sisi Jalan Masjid Taufik. Kemudian usaha ini dikenal dengan merek Ita Mode yang mengkhususkan pada jasa jahit, modifikasi kebaya, serta busana muslim.

Di tempat usaha yang baru tersebut, Ita Mode semakin berkembang. Dari situ Ita Mode menambah banyak pelanggan, tidak saja dari kota Medan tapi juga dari luar daerah. Bahkan ada banyak pelanggan Ita Mode yang berasal dari daerah yang cukup jauh, misalnya dari Papua, Kalimantan, dan daerah lainnya.

Saat ini karyawan yang ia miliki mencapai 20 orang. Dia mencari tenaga kerjanya melalui pengumuman iklan surat kabar dan melalui lembaga kursus menjahit di sekitar kota Medan dan luar kota. Ita Mode juga menyediakan tempat tinggal untuk karyawan yang berasal dari luar kota Medan.

Walau sekarang bisnis pakaian jadi semakin menjamur, tapi Ernita optimis usaha jahitannya tetap diminati pelanggan. Apalagi, Ita Mode konsisten menjaga mutu produk yang tentu saja disesuaikan dengan ongkos jasa untuk kalangan menengah ke atas.

"Modal awal yang saya punya waktu itu tidaklah banyak, hanya ratusan ribu. Dengan ketekunan saya bisa sukses seperti ini berkat doa dan dukungan keluarga," ujarnya.

Dia juga mengatakan bahwa saat ini hasil jahitannya dihargai dari Rp200 ribu hingga jutaan rupiah sesuai keinginan si pemesan. Bahkan dalam seminggu dia mendapatkan order?hingga puluhan busana kebaya maupun busana muslim. Adapun,?menjelang lebaran, omzetnya meningkat hingga 100 persen.

"Kita harus kerja keras, tekun, disiplin, dan punya semangat terus. Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu seperti sekarang ini, kita harus bisa tetap bertahan dan kalau mungkin bisa mengembangkan usaha lebih baik lagi. Saya berharap usaha ini bisa menyediakan banyak lapangan kerja," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel:

Berita Terkait