Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DPR Nilai Ekonomi Global Perlu Dicermati

DPR Nilai Ekonomi Global Perlu Dicermati Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi perekonomian global merupakan sesuatu hal yang perlu dicermati dengan seksama agar kelancaran pembangunan sebagaimana yang telah dirancang pemerintah untuk kemakmuran rakyat juga dapat berjalan sesuai rencana yang ada.

"Pemerintah sendiri menyampaikan saat ini Indonesia berada di tengah ketidakpastian ekonomi global, tentunya kita pun harus mengerti dan pahami. Ini tidak semata-mata urusan politik dalam negeri," kata Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan dalam rilis di Jakarta, Sabtu (20/5/2017).

Politisi Partai Amanat Nasional itu mengingatkan, sejumlah fenomena ekonomi global yang bisa mempengaruhi kondisi ekonomi nasional dengan signifikan antara lain adalah kondisi ekonomi di Amerika Serikat, China, ketegangan di semenanjung Korea, hingga masalah finansial yang melanda Uni Eropa.

Untuk itu, ujar dia, saat ini berbagai pihak juga sedang menunggu sejumlah kebijakan seperti keterbukaan perbankan, teknologi informasi, dan keseimbangan baru.

Namun, ia juga tidak memungkiri bahwa kondisi politik di dalam negeri juga bisa berpengaruh besar terhadap situasi ekonommi, sehingga berbagai isu harus dijaga dengan baik agar tidak membahayakan dan merusak potensi pertumbuhan ekonomi.

"Kita harapkan semuanya bisa berjalan sesuai dengan keinginan DPR dan pemerintah," katanya dan menambahkan harapannya agar prioritas tetap terhadap program sektor riil yang bersifat padat karya dan mengurangi pengangguran.

Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meyakini apabila perekonomian global terus membaik, maka pada 2018 mendatang pertumbuhan ekonomi domestik dapat mencapai 5,6 persen.

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, sejauh ini pihaknya masih optimistis target tersebut dapat tercapai. Namun, Bappenas akan terus memantau perkembangan ekonomi dunia dan domestik sehingga peluang adanya revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi masih terbuka.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menjabarkan dinamika dan perlambatan ekonomi global sepanjang 2016 telah memberikan tiga pelajaran penting untuk diadaptasi negara berkembang, termasuk Indonesia, agar mampu meningkatkan imunitas ekonomi domestik dari guncangan.

"Pertama, perlunya respons bauran kebijakan makroekonomi antara fiskal, moneter, riil, yang tepat waktu, konsisten, dan diterapkan secara disiplin," kata Agus dalam peluncuran buku Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2016 di Jakarta, Kamis (27/4).

Pada tahun lalu, Agus mencontohkan, tiga masalah besar ekonomi datang dari lemahnya pertumbuhan ekonomi global, anjloknya harga komoditas yang memukul nilai ekspor, dan juga ketidakpastian pasar keuangan karena kebijakan moneter Bank Sentral AS.

BI juga mewaspadai perkembangan geopolitik terkini sebagai salah satu faktor risiko global yang perlu dikelola dengan baik agar tidak memengaruhi prospek perekonomian Indonesia.

"Kalau kita perhatikan kondisi di Korea Utara yang mulai membuat Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang cukup tegang, dan bagaiamna China merespons. Ini semua adalah hal yang perlu diwaspadai," kata Gubernur BI.

Agus menyebutkan tantangan bagi prospek perekonomian Indonesia dari sisi global yang perlu pula diwaspadai adalah pertumbuhan ekonomi global yang berisiko lebih rendah apabila konsolidasi ekonomi negara besar tidak seperti yang diharapkan. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: