Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK: Kinerja Pernbakan Sumsel Positif

OJK: Kinerja Pernbakan Sumsel Positif Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Palembang -

Kinerja perbankan di Sumatera Selatan masih dipandang positif, meski sedikit terpengaruh penurunan harga komoditas karet dan batu bara yang terjadi pada Februari 2017.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional VII Sumatera Bagian Selatan Panca Hadi Suryatno di Palembang, Senin (22/5/2017), mengatakan, jika merujuk data terbaru OJK untuk periode Maret 2016-Maret 2017 diketahui pertumbuhan perbankan di Sumsel masih positif 9,15 persen.

"Sejauh ini pertumbuhan sektor perbankan di Sumsel masih 'on the track' meski ada perubahan sedikit pada harga sektor komoditas," kata Panca.

Ia mengatakan, sebelumnya OJK optimistis sektor perbankan akan kembali tumbuh pada 2017 di kisaran 9-12 persen, karena pada akhir tahun 2016 terjadi perbaikan harga komoditas, terutama karet ekspor.

Sumsel yang selama ini perekonomiannya bertumpu pada komoditas tentunya diharapkan akan tumbuh lebih baik pada 2017.

Namun, kondisi itu tidak bertahan lama karena harga komoditas kembali turun pada Februari 2017 dan masih bertahan di harga rendah hingga kini.

Meski demikian, menurut Panca, kalangan perbankan telah mengantisipasinya karena penurunan harga komoditas ini sejatinya telah terjadi sejak 2013.

Sehingga tidak mengherankan jika pada triwulan I/2017, kinerja perbankan terutama kelompok konvensional masih negatif, dan hal ini bukan sesuatu yang harus direspon secara berlebihan.

Data OJK menunjukan pertumbuhan sektor perbankan konvesional masih lambat pada triwulan I/2017 yakni Aset tumbuh 4,7 persen, kredit -0,06 persen, DPK 6,0 persen dan LDR -6,42 persen.

Sementara untuk perbankan syariah mencatat pertumbuhan lebih baik yakni aset tumbuh 13,84 persen, kredit 12,68 persen, DPK 2,28 persen dan FDR 9,61 persen.

"Pada triwulan I umum merupakan tahapan konsolidasi, nanti pada triwulan II baru mulai ekspansi dan terus berlanjut hingga akhir tahun," kata dia.

Ia menambahkan bahwa meski terjadi penurunan harga komoditas, sektor perbankan masih mampu menjadi kualitas kreditnya.

Indikator kredit bermasalah Non Performing Loan (NPL) perbankan yang beroperasi di Sumatera Selatan terus membaik di kisaran 3,53 setelah sempat menyentuh angka 3,57 persen (masih di bawah batas aman 5,0 persen) pada Februari 2017.

Menurut Panca, salah satu faktor pendorong pertumbuhan sektor perbankan yakni pembangunan infrastruktur di Sumsel yang demikian pesat, terkait peran menjadi tuan rumah Asian Games XVIII tahun 2018.

"Ada pembangunan LRT dengan menyerap dana Rp10,9 triliun dan tentunya ada yang mengalir ke perbankan. Berlandaskan ini, OJK optimistis sektor perbankan dapat tumbuh sesuai proyeksi awal yakni 9-12 persen," kata dia. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: