Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPS Catat 936.294 Usaha Non-Pertanian di Sulsel

BPS Catat 936.294 Usaha Non-Pertanian di Sulsel Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel merilis hasil sensus ekonomi 2016 di Hotel Clarion, Kota Makassar. Tercatat kenaikan signifikan jumlah usaha/perusahaan non-pertanian dibandingkan hasil sensus ekonomi 2006. Hasil pendaftaran usaha pada sensus ekonomi 2016 menembus 936.294 usaha. "Peningkatannya mencapai 23,62 persen dibandingkan hasil sensus ekonomi 2006 yang berjumlah 751.362 usaha," kata Kepala BPS Sulsel, Nursam Salam, Rabu, (24/5/2017).?
Nursam memaparkan Usaha Mikro Kecil (UMK) sangat mendominasi aktivitas ekonomi di Sulsel dengan proporsi mencapai 98,61 persen atau 923.257 usaha. Adapun Usaha Menengah Besar (UMB) hanya tercatat 13.037 usaha atau 1,39 persen. Bila ditinjau dari sebaran pertumbuhan usaha berdasarkan kewilayahan, baik UMK maupun UMB paling besar bertumbuh di Makassar, Maros, Sungguminasa (Gowa) dan Takalar (Mamminasata).?
Untuk UMK di Mamminasata, Nursam mengungkapkan tercatat 282.905 usaha atau 30,64 persen. Jumlah itu jauh di atas capaian berbagai wilayah lain, seperti Bosowa, Pangkep-Ajatappaeng, Selatan-selatan serta Luwu dan sekitarnya yang rata-rata mencatat lebih dari 100 ribu usaha dengan kisaran 15-20 persen. "Begitu pula dengan UMB di Mamminasata tercatat paling tinggi hingga 59,09 persen atau 7.704 usaha," ucap Nursam.
Nursam mengimbuhkan merujuk hasil sensus ekonomi 2016, terungkap pula bahwa lapangan usaha non-pertanian di Sulsel didominasi perdagangan besar dan eceran; reparasi serta perawatan mobil dan sepeda motor. Jumlahnya mencapai 525.435 usaha. Kontribusi sektor tersebut, lanjut Nursam mencapai 56,12 persen. "Serapan tenaga kerjanya menembus 832.930 orang. Berdasarkan hasil sensus ekonomi 2016, satu dari tiga tenaga kerja usaha non-pertanian ya berasal dari sektor ini," ujarnya.
Lapangan usaha non-pertanian lain yang cukup menggeliat di Sulsel adalah industri pengolahan sebesar 14,25 persen atau 133.395 usaha. Disusul penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum mencapai 9,87 persen atau 92.459 usaha. Disusul pengangkutan dan pergudangan sebesar 6,82 persen (94.885 usaha), kategori jasa dan lainnya sebesar 2,78 persen (26.066 usaha) dan kategori informasi dan komunikasi sebesar 2,7 persen (25.250 usaha).?
Adapun beberapa lapangan usaha yang jumlahnya masih minim di Sulsel adalah pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin yang hanya mencatatkan 1.609 usaha atau 0,17 persen. Disusul pengelolaan air, pengelolaan air limbah, pengeloaan dan daur ulang sampah serta aktivitas remediasi sebesar 1.974 usaha atau 0,21 persen. Adapula pertambangan dan penggalian yang hanya mencatatkan 2.482 usaha atau 0,27 persen.?
Sensus ekonomi 2016, Nursam menjelaskan merupakan kali keempat sejak pertama dirilis pada 1986. Sensus ekonomi dilaksanakan setiap 10 tahun untuk memotret secara aktual mengenai kondisi ekonomi di seluruh lapangan usaha di luar lapangan usaha pertanian. Listing alias pendaftaran usaha/perusahaan dari sensus ekonomi digelar pada Mei-Juni 2016. "Pendataan sensus ekonomi menjadi langkah awal untuk menakar kekuatan perekonomian nasional maupun daerah," pungkasnya.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: