Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Penyesuaian Harga BBM dan Elpiji 3 KG Dilakukan Semester II 2017

BI: Penyesuaian Harga BBM dan Elpiji 3 KG Dilakukan Semester II 2017 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) meyakini penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan elpiji 3 kg akan dilakukan pemerintah pada semester II 2017. Penyesuaian BBM merupakan bagian reformasi energi yang dilakukan pemerintah, oleh sebab itu BI harus menjaga agar kenaikan ini tidak berdampak besar bagi inflasi.

Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan bahwa kepastian kenaikan BBM dan elpiji 3 kg ini telah mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Sampai Juni 2017 tidak ada penyesuaian tapi kita perkirakan di semester kedua 2017 ada penyesuaian harga bbm dan elpiji 3 kg. Elpiji 3 kg sudah lama tidak disesuaikan harganya," ujar Agus saat ditemui di kompleks perkantoran BI, Jakarta, Jumat (26/5/2017).

Kenaikan ini tentunya akan menekan inflasi komponen administered prices, sehingga untuk menjaga inflasi 2017 sesuai sasaran di empat plus minus satu persen, satu-satunya langkah BI ialah menjaga inflasi kelompok volatile food tetap berada di bawah lima persen.

"Tetapi seluruh pemangku kepentingan khususnya pemerintah sudah paham kalo ada penyesuaian bbm elpiji 3 kg, jadi inflasi volatile food harus terjaga di bawah 5 persen, sehingga secara setahun sesuai target," tukas Agus.

Sejauh ini, inflasi tetap terjaga dengan baik meski ada penyesuaian tarif listrik 900VA oleh pemerintah pada Januari hingga Juni 2017. "Yang kita paham adalah penyesuaian elpiji 3 kg akan dilakukan di 2017. Mungkin yang penyesuaian harga listrik 450VA di tahun depan. Kalau yang 900VA sudah dilakukan penyesuaian Januari-Juni. Sejauh ini inflalsi terjaga dengan baik," tutup Agus.

Sekadar catatan, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2017 mencatat inflasi sebesar 0,09% (mtm) atau 4,17% (yoy). Sementara itu, inflasi inti tercatat rendah sebesar 0,13% (mtm) atau 3,28% (yoy), sejalan dengan terbatasnya permintaan domestik, terkendalinya ekspektasi inflasi, dan menguatnya nilai tukar rupiah.

Terjaganya inflasi April 2017 karena kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar 1,26% (mtm) atau 2,66% (yoy) seiring dengan melimpahnya pasokan karena panen raya. Sedangkan komponen administered prices mengalami inflasi sebesar 1,27% (mtm) atau 8,68% (yoy), didorong oleh penyesuaian tarif listrik tahap dua untuk pelanggan pascabayar daya 900 VA nonsubsidi, penyesuaian tarif angkutan udara, harga bensin, dan rokok.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: