Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sedekah Solar-Bensin Indonesia Terangi Masjid di Gaza

Sedekah Solar-Bensin Indonesia Terangi Masjid di Gaza Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Memasuki bulan Ramadan 1438 Hijriah, sedekah berupa bahan bakar minyak jenis solar dan bensin dari Indonesia dinilai sangat membantu menerangi lebih kurang 100 masjid di Jalur Gaza, Palestina, yang sedang dilanda krisis listrik.

"Akibat krisis listrik, imbasnya masjid-masjid di Gaza tanpa penerangan, dan sumbangan dari masyarakat dan umat Islam Indonesia sangat membantu saudara-saudara kita di sini," kata relawan Indonesia yang menetap di Jalur Gaza, Palestina, Abdillah Onim saat mengubungi Antara di Jakarta, Minggu (28/5/2017).

Abdillah menjelaskan bahwa krisis listrik di kawasan yang masih diblokade zionis Israel itu sudah terjadi menjelang bulan Ramadan. Kemudian, ia mengetuk masyarakat dan umat Islam dari Indonesia agar bisa menyisihkan rezekinya guna membantu warga Gaza agar kegiatan masjid selama Ramadan bisa terus berjalan.

"Mari bersedekah solar dan bensin untuk masjid-masjid di Jalur Gaza, agar pada bulan Ramadan masjid tetap terang," kata Abdillah Onim, yang sebelumnya adalah relawan organisasi kegawatdaruratan kesehatan, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, dan kemudian menikah dengan Muslimah Palestina.

"Sedekah solar dan bensin Cukup dengan sumbangan Rp30 ribu," ujar Abdillah.

Bagi siapa saja di Indonesia yang berniat untuk bersedakah, rekening donasi khusus kemanusiaan Palestina itu dapat dikirimkan melalui nomor rekening 69000 90001 BNI Cabang Kramat Jakarta Pusat, atas nama Abdillah Onim.

"Kami akan menyalurkannya untuk kepentingan bagi krisis listrik yang terjadi di Jalur Gaza, khususnya untuk penerangan masjid di malam hari," katanya.

Menurut Onim, kian ketatnya blokade dan isolasi penjajahan zionis Israel atas wilayah Jalur Gaza ini juga semakin mempersulit tatanan hidup dan perekonomian masyarakat di kawasan itu. Dikemukakan bahwa saat ini sebanyak 1,9 juta jiwa masyarakat Gaza harus menerima nasib 70 persen dari jumlah populasi hidup di bawah garis kemiskinan.

"Jika 70 persen hidup di bawah garis kemiskinan berarti tidak kurang dari satu juta jiwa dari warga Gaza tidak mendapatkan lapangan pekerjaan," katanya.

Sedangkan lebih dari 220.000 pemuda Gaza merupakan pengangguran, di mana 180.000 orang pemuda dan pemudi lulusan sarjana tidak mendapatkan lapangan pekerjaan. Kondisi lainnya, 120.000 orang berusia 50 tahun lebih terpaksa dirumahkan karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel:

Berita Terkait