Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jaga Likuiditas, Bank Ramai-Ramai Tahan Dividen

Jaga Likuiditas, Bank Ramai-Ramai Tahan Dividen Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Memasuki awal tahun 2017, sejumlah lembaga perbankan nasional menahan pemberian dividen untuk pemegang saham. Aksi itu dilakukan untuk mendorong ekspansi kredit yang biasanya mulai agresif di semester dua dan akhir tahun.

Analis Mandiri Sekuritas, Priscilla Thany meyakini Likuiditas di sistem perbankan masih berada pada level yang cukup di semester I 2017. Hal tersebut terlihat dari banyaknya lembaga perbankan yang menurunkan suku bunga pinjamannya sebanyak 25 basis point hingga 50 basis point.

"Meskipun ada penurunan yang terjadi baru-baru ini, kami masih tetap pada prediksi sebelumnya bahwa tren suku bunga pinjaman akan tetap naik pada semester II 2017, karena perbankan menghadapi risiko likuiditas untuk mencapai target pertumbuhan penyaluran kredit mereka," kata Priscilla dalam risetnya.

Lebih lanjut Priscilla mengatakan bahwa menuju akhir tahun, lembaga perbankan akan menghadapi resiko likuiditas khususnya untuk perbankan yang memilki target pertumbuhan agresif. Atas nama likuiditas, beberapa lembaga perbankan nasional mengubah alokasi laba bersih nya untuk memperkuat modal perusahaan. Seperti PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (MCOR), perseroan menahan pemberian dividen pada tahun ini untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) memutuskan sekitar 97,72% dari laba bersih 2016 digunakan untuk laba ditahan, sedangkan 2,2% tersisa akan digunakan sebagai cadangan wajib. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) juga sepakat untuk menahan perolehan laba bersihnya yang sebesar Rp2,08 triliun untuk membiayai kegiatan perusahaan. Sepanjang tahun ini CIMB Niaga memasang target pertumbuhan dibawah 9% hingga 10%.

Kemudian PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) juga melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunannya menyetujui penggunaan laba tahun 2016 untuk laba ditahan guna memperkuat permodalan dan cadangan perusahaan. Hal tersebut menandakan jika lembaga perbankan memang tengah menghadapai resiko likuiditas.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: