Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK: Bisnis Perbankan di Sumsel Masih Menjanjikan

OJK: Bisnis Perbankan di Sumsel Masih Menjanjikan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Palembang -

Sektor bisnis perbankan di Sumatera Selatan masih menjanjikan meskipun beberapa waktu lalu Bank DKI memutuskan penutupan kantor cabangnya di Palembang.

Direktur Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional VII Sumatera Bagian Selatan, Sabil, di Palembang, Jumat (2/6/2017), mengatakan, tidak dapat hanya menjadikan penutupan kantor cabang Bank DKI sebagai indikator bahwa sektor perbankan di Sumsel sedang lesu karena faktanya justru sejumlah bank berani berekspansi dengan membuka kantor cabang hingga kantor cabang pembantu

"Bisnis perbankan di Sumsel ini justru sangat menjanjikan karena ke depan akan ada Asian Games yang bisa menjadi penggerak sektor.lain. Tapi harus diakui, ada juga yang melakukan penutupan kantor cabang karena tujuan efisiensi," kata dia.

Efisiensi ini dipandang OJK sangat wajar karena setiap bank tentunya memiliki target pendapatan yang harus didapat dalam rentan waktu tertentu. Bank DKI yang membuka kantor cabangnya di Palembang pada pertengahan Desember 2013 tentunya mengevaluasi apakah meraup keuntungan atau justru mengalami kerugian dalam empat tahun ini.

"Jika merugi tentunya manajemen perusahaan harus mengambil tindakan. Tapi, jika ingin diambil kesimpulan bahwa karena kejadian itu berarti sektor perbankan di Sumsel tidak menjanjikan maka menurut saya itu salah," kata Sabil.

Ia mengatakan jika merujuk pada rencana bisnis bank (rbb) yang dilaporkan ke OJK diketahui bahwa setiap bank yang beroperasi di Sumsel masih menargetkan pertumbuhan di kisaran 9 persen.

OJK sebagai lembaga pengawas sektor jasa keuangan memberikan persetujuan karena mengamati target itu tidak bertentangan dengan rekam jejak, kekuatan Sumber Daya Manusia, investasi dan lainnya.

"Tinggal lagi mengingatkan bank untuk tetap menjaga kualitas kredit dan menerapkan manajemen yang baik dalam perusahaan," kata dia.

Pada tahun lalu, OJK mencatat total aset perbankan di Sumsel meningkat jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yakni 9,12 persen, dari Rp113,50 triliun kini menjadi Rp123,86 triliun.

Sedangkan market share perbankan Sumsel tahun 2016 terhadap perbankan nasional mencapai 1,13 persen. Kemudian pertumbuhan total aset tersebut turut dipengaruhi oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 5,74 persen.

Berdasarkan catatan ini, Sabil sangat optimistis bahwa target pertumbuhan kinerja perbankan sebesar 9-13 persen pada 2017 dapat tercapai.

Salah satu faktor penggeraknya karena Sumsel menjadi tuan rumah Asian Games XVII tahun 2018.

Sementara itu, berdasarkan data teranyar OJK diketahui Indikator kredit bermasalah Non Performing Loan (NPL) perbankan yang beroperasi di Sumatera Selatan terus membaik di angka 3,53 persen setelah sempat menyentuh angka 3,57 persen (masih di bawah batas aman 5,0 persen) pada Februari 2017.

Sedangkan, data OJK periode Desember 2016-Maret 2017 menunjukan pertumbuhan sektor perbankan konvensional di Sumsel masih lambat pada triwulan I 2017 yakni aset tumbuh 4,7 persen, kredit -0,06 persen, DPK 6,0 persen dan LDR -6,42 persen. Menurut Sabil, belum bagusnya performa di triwulan I ini sangat dimaklumi karena biasanya pada awal tahun belum mengambil langkah-langkah ekspansi.

Sementara untuk perbankan syariah mencatat pertumbuhan lebih baik yakni aset tumbuh 13,84 persen, kredit 12,68 persen, DPK 2,28 persen dan FDR 9,61 persen. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: