Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh, Banyak Jalur Mudik di Sulsel yang Berlubang

Duh, Banyak Jalur Mudik di Sulsel yang Berlubang Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Menjelang arus mudik Lebaran Idul Fitri pada akhir Juni, ternyata masih banyak lubang pada sebagian besar jalur, baik itu di jalan Trans Sulawesi maupun jalan penghubung antar-daerah. Kementerian Pekerjaan Umum pun berfokus untuk menyelesaikan pengerjaan jalan pada jalur mudik yang melintasi 24 kabupaten/kota lingkup Sulsel.
"Di setiap kabupaten/kota pasti ada jalan berlubang yang mesti segera ditutupi. Untuk itu, ya perlu direkonstruksi. Yang belum bisa, paling tidak ditambal dulu," kata Kepala Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah XI, Bastian Sodunggaron Sihombing, di Makassar, Sabtu, (3/6/2017).
Jalur yang dimaksud Bastian adalah jalan Trans Sulawesi sepanjang 1.750 kilometer yang menghubungkan Makassar, Sulsel dengan Mamuju, Sulbar. Adapun jalur lain adalah jalan provinsi yang melingkari semua kabupaten/kota lingkup Sulsel.
Bastian memaparkan, khusus jalan nasional, sepanjang 226 kilometer dinyatakan tidak layak karena berlubang. Selanjutnya ada 312 kilometer jalan yang dikategorikan di bawah standar. Adapun selebihnya disebut dalam kondisi baik.
Bastian menyebut proses pengerjaan jalan yang berlubang telah mulai dilakukan sejak sebelum Ramadan. Pengerjaan terus digenjot hingga H-10 lebaran dan dilanjutkan kembali sepekan setelah Idul Fitri. Perbaikan jalan yang mencapai ratusan kilometer itu diakuinya tidak bakal rampung 100 persen pada tahun ini.
Menurut Bastian, perbaikan jalan maksimal bisa diselesaikan hingga 94 persen pada 2017. Meski demikian, pada umumnya seluruh jalan nasional sudah siap untuk dilalui pada arus mudik maupun arus balik Lebaran Idul Fitri. "Kami menaruh perhatian yang intensif (untuk perbaikan jalan Trans Sulawesi," tegas dia.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu'mang, meminta jajaran Polri maupun pihak terkait untuk mengantisipasi lonjakan arus mudik maupun arus balik menjelang Lebaran Idul Fitri. Langkah antisipatif, termasuk deteksi dini terkait potensi kerawanan dinilai perlu guna meminimalisir kecelakaan lalu lintas. Langkah antisipatif diharapkan tidak sebatas menyasar moda transportasi berbasis komersil, tapi juga kendaraan pribadi.
"Saat arus mudik, kecelakaan sangat rawan terjadi. Karena itu, sedari dini perlu dilakukan langkah-langkah antisipatif terhadap arus mudik dari berbagai macam moda transportasi," kata mantan Ketua DPRD Sulsel itu.
Agus menuturkan moda transportasi darat, khususnya kendaraan roda dua merupakan yang paling rawan terlibat kecelakaan lalu lintas. Selain karena jumlah sepeda motor yang sangat banyak, terkadang perilaku mengemudi pengendara yang kurang awas kerap menjadi penyebab kecelakaan fatal. "Jumlah pengendara sepeda motor ini sangat banyak dan paling rawan kecelakaan saat arus mudik. Tentunya ini harus menjadi perhatian," tuturnya.
Moda transportasi yang juga cukup rawan jika tidak diawasi ketat yakni transportasi komersil via laut. Diharapkannya agar pihak terkait yang bersikap tegas dengan melakukan penertiban jika menemukan adanya kelebihan muatan. "Hal ini harus diperhatikan. Jadi, tidak boleh ada penjualan tiket, baik secara online maupun manual, bila sudah melebihi jumlah kapasitas daya muat kapal laut," pungkas Agus.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: