Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rahasia PT Pegadaian (Persero) Tetap Bertahan di Tengah Persaingan

Rahasia PT Pegadaian (Persero) Tetap Bertahan di Tengah Persaingan Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jika dilihat secara saksama, dalam beberapa tahun terakhir, di jalan-jalan, khususnya sekitaran Jabodetabek mulai bermunculan gadai-gadai swasta. Biasanya, lokasi pergadaian swasta tersebut berdekatan dengan permukiman masyarakat, pasar tradisional, dan tempat-tempat publik lainnya.

Membanjirnya pemain-pemain gadai swasta tersebut dinilai berdampak positif karena mempermudah masyarakat dalam memperoleh pendanaan dalam waktu singkat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan gadai-gadai swasta tersebut jumlahnya mencapai sekitar 1.000 perusahaan di seluruh Indonesia.

Inilah salah satu tantangan PT Pegadaian (Persero). Perusahaan yang berdiri sejak 1 April 1901 tersebut sudah sangat lama beroperasi tanpa kompetitor di jasa pegadaian.

?So far, kami belum merasa terganggu dengan gadai-gadai swasta karena sifatnya masih bersifat lokal. Sedangkan kami saat ini memiliki lebih dari 4.400 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Dibandingkan dengan kami, pegadaian swasta modalnya masih relatif kecil. Begitu juga dari sisi pelayanan, kami telah didukung dengan teknologi informasi yang mengoneksikan seluruh outlet secara online. Kami yakin pangsa pasar masih sangat luas,? kata Direktur Keuangan PT Pegadaian (Persero), Dwi Agus Pramudya saat dijumpai di kantornya.

Meski demikian, Dwi mengaku pihaknya telah mengamati menjamurnya gadai-gadai swasta tersebut dan terus memonitor dampaknya terhadap kinerja Pegadaian. ?Kalau dihitung-hitung, mereka (gadai swasta-Red.) bisa mengurangi pangsa pasar kami,? kata Dwi.

Wajar saja Dwi merasa percaya diri, dilihat dari kinerja Pegadaian saat ini, perseroan sudah memiliki sekitar 9 juta nasabah dengan 4.410 kantor yang akan bertambah lagi 20 unit tahun ini. Tahun 2016, perseroan mencatatkan pertumbuhan pembiayaan Outstanding Loan (OSL) hingga 14,5% dibanding tahun sebelumnya dari Rp30,98 triliun di tahun 2015 menjadi Rp35,46 triliun di tahun 2016. Alhasil, perseroan mencatatkan rekor laba sepanjang 2016 hingga mencapai Rp2,2 triliun.

Menurut Dwi, munculnya gadai-gadai swasta menjadi wajar karena masyarakat membutuhkan pendanaan yang lebih cepat dibandingkan dengan layanan jasa keuangan lainnya, seperti perbankan. ?Orang datang ke pegadaian, orang yang ingin dapat dana cepat. Masyarakat punya kebutuhan seperti itu, maka muncullah gadai-gadai swasta yang marak di sekitar kita,? katanya.

Dwi mengatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan tinggi agar tetap menjadi pemain utama di industri pegadaian tahun ini. Tahun ini, Pegadaian mematok peningkatan nasabah hingga 15% atau menjadi 10,5 juta nasabah. Kemudian, outstanding loan (OSL) target pembiayaan mencapai Rp40 triliun sehingga laba yang akan dicapai hingga akhir tahun menjadi Rp2,5 triliun.

Dwi menyadari betul semakin meningkatnya jumlah nasabah akan berbanding lurus dengan peningkatan laba. Oleh karena itu, pihaknya fokus melakukan berbagai upaya agar nasabah semakin aktif menggunakan jasa Pegadaian. Salah satu upayanya adalah perluasan jenis barang yang dapat digadai.

Seperti diketahui, selain emas, Pegadaian sebelumnya pernah membuka layanan gadai barang-barang elektronik, alat-alat rumah tangga, hingga kain batik. Namun, seiring tren masyarakat menggadaikan emas, Pegadaian menutup layanan gadai barang-barang tersebut, kecuali layanan gadai emas.

Namun, kondisi saat ini berubah. Antusias masyarakat menggadaikan barang-barang selain emas di pegadaian swasta justru meningkat, Tidak ingin ketinggalan kereta, Pegadaian kembali membuka layanan gadai selain emas. ?Sekarang sudah ada yang menggadaikan barang non-emas atau biasa kami sebut sebagai barang gudang. Ada yang menerima alat rumah tangga, elektronik, atau kendaraan bermotor seperti sepeda motor dan mobil. Bahkan saat ini kami memiliki beberapa cabang sebagai sentra gadai mobil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,? kata Dwi.

Kemudian, Pegadaian juga mulai fleksibel dalam tenor barang gadai. Sebelumnya, Pegadaian hanya memberi layanan tenor gadai selama 4 bulan. Saat ini, Pegadaian juga membuka layanan dengan tenor yang fleksibel sesuai kebutuhan nasabah. Lalu, segala transaksi Pegadaian juga dapat melalui layanan perbankan.

Semakin meluasnya akses internet, Pegadaian juga berencana membuka layanan gadai online. Masyarakat yang ingin menggadaikan barang tidak perlu lagi datang ke Kantor Pegadaian. Masyarakat hanya mengunggah foto dan memberikan keterangan pada barang yang ingin digadaikan.

Selanjutnya, barang tersebut mendapat nilai taksiran dari Pegadaian. Jika nilai taksirannya sesuai, masyarakat mengirim produk tersebut ke Pegadaian untuk ditaksir kembali secara fisik. Kemudian, Pegadaian akan memberikan nilai taksiran kembali pada produk tersebut. ?Ini sudah kami programkan tahun ini,? kata Dwi.

Selain itu, Pegadaian juga berencana membuka layanan gadai portabel tahun ini khusus perdesaan. Nama program tersebut adalah ?Sahabat Desa?. Pegadaian nantinya akan bekerja sama dengan pemerintah desa dengan membuka gerai Pegadaian yang bersifat temporer. ?Jadi, nanti kami bakal open table layanan gadai. Jadi, tidak setiap hari di situ, nanti bisa pindah-pindah,? jelas Dwi.

Dwi menjelaskan layanan tersebut untuk menjangkau masyarakat-masyarakat perdesaan sekaligus mengurangi biaya operasi dengan pembukaan kantor cabang baru. Secara total, untuk belanja modal atau capital expenditure (capex), Pegadaian menggelontorkan dana hingga Rp1 triliun.

Menurut Dwi, pihaknya ke depan akan semakin mengurangi pembukaan outlet dalam bentuk fisik. Tahun 2017 Pegadaian mentargetkan outlet pelayanan menjadi 4.410 outlet. Padahal akhir 2016 tercata jumlah outlet sebanyak 4.455 unit. ?Jadi, outlet-outlet yang berdekatan kami jadikan satu. Selain relokasi, kami juga akan membuka 20 outlet baru,? kata Dwi.

Dari sisi suku bunga, Pegadaian mengatakan potensi penurunan tarif akan terjadi tahun ini. Hal ini juga dilakukan untuk menjaring nasabah-nasabah baru. Saat ini, tarif bunga Pegadaian rata-rata 2% perbulan. ?Ini (suku bunga) akan kami turunkan sesuai dengan kemampuan kami,? jelas Dwi.

Semakin bermunculannya gadai-gadai swasta, di sisi lain menuntut Pegadaian untuk terus berinovasi. Dwi mengatakan pihaknya akan terus meningkatkan pelayanan kepada nasabah agar dapat terus bertahan. Ia juga menyatakan optimistis bahwa industri pegadaian akan terus dibutuhkan masyarakat.

?Ada yang bilang semakin maju sebuah negara, maka Pegadaian akan semakin ditinggalkan. Tapi menurut saya, industri pegadaian akan terus dibutuhkan masyarakat sebagai sumber pembiayaan alternatif,? kata Dwi.

Sekadar informasi, OJK pada Oktober lalu mengeluarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 31/POJK.05/2016 tentang Usaha Pergadaian. Dalam aturan tersebut, pertama, OJK mewajibkan seluruh usaha pergadaian berbentuk badan hukum berupa perseroan terbatas atau koperasi. Kedua, permodalan perusahaan pergadaian untuk tingkat kabupaten harus memiliki minimal modal Rp500 juta dan tingkat provinsi minimal modal Rp2,5 miliar.

Ketiga, OJK mewajibkan usaha pergadaian untuk mendaftarkan diri pada OJK paling lambat dua tahun setelah aturan tersebut diterbitkan. OJK akan mengeluarkan izinnya paling lambat 10 hari setelah pengajuan izin oleh perusahaan pergadaian.

Keempat, bagi pelaku usaha pergadaian yang terdaftar, wajib melakukan permohonan perizinan usaha sebagai pergadaian swasta paling lambat tiga tahun sejak aturan dibuat. Perusahaan pergadaian dilarang untuk memindahkan alamat atau unit usahanya. Kelima, kegiatan usaha yang diperkenankan oleh OJK hanya meliputi penyaluran uang pinjaman berdasarkan hukum gadai, berdasarkan fidusia dan pelayanan jasa titipan barang berharga. Selain itu, usaha pergadaian harus dimiliki oleh warga negara Indonesia (WNI).

Penulis: Januar

Sumber: Majalah Warta Ekonomi 04/XXVIII/2017

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: