Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penyaluran Kredit UMKM di Sulsel Melambat

Penyaluran Kredit UMKM di Sulsel Melambat Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Penyaluran kredit UMKM di Sulawesi Selatan?mengalami perlambatan pada April 2017. Bank Indonesia (BI) mencatat kredit UMKM di Sulsel tumbuh lebih rendah dibandingkan total kredit sehingga porsinya mengalami penurunan. Kredit UMKM di Sulsel tercatat Rp33,48 triliun atau tumbuh 6,51 persen (yoy) dengan porsi terhadap total kredit perbankan sebesar 31,79 persen. Jumlah itu menurun dibandingkan porsi bulan sebelumnya yang mencapai 35,11 persen.

"Kondisi itu disebabkan pertumbuhan UMKM yang lebih rendah daripada pertumbuhan total kredit sebesar 8,24 persen (yoy). Perlambatan kredit UMKM paling dipengaruhi terjadinya kontraksi kredit investasi sebesar -5,17 persen (yoy). Untung saja, kredit modal kerja masih tumbuh cukup tinggi mencapai 12,22 persen (yoy)," papar Kepala Kantor Perwakilan BI Sulsel Bambang Kusmiarso di Makassar, beberapa waktu lalu.

Bambang mengimbuhkan kredit UMKM di Sulsel masih didominasi dari lapangan usaha perdagangan besar dan eceran. Porsinya bahkan mencapai 59,23 persen. Diikuti lapangan usaha pertanian, perburuan, dan kehutanan (7,55 persen) dan lapangan usaha industri pengolahan (6,01 persen). Adapun pertumbuhan tertinggi kredit UMKM dicatat lapangan usaha industri jasa kesehatan dan kegiatan sosial (50,29 persen).

Jika ditilik dari skala usaha, Bambang menjelaskan pertumbuhan kredit UMKM tertinggi dicatat oleh kredit menengah (8,11 persen) dengan porsi terhadap total kredit UMKM mencapai 32,68 persen. Disusul kredit mikro (7,11 persen) dengan porsi terhadap total kredit UMKM mencapai 28,18 persen dan kredit kecil (4,79 persen) dengan porsi terhadap total kredit UMKM sebesar 39,14 persen.

"Sedangkan untuk sebaran, per April 2017 masih terpusat di Kota Makassar. Jumlahnya mencapai 51,89 persen. Adapun 23 kabupaten/kota lainnya tidak sampai 10 persen. Nomor urut dua misalnya Kota Parepare hanya 7,62 persen, disusul Kota Palopo sebesar 4,1 persen," terang Bambang.

Secara keseluruhan, Bambang mengungkapkan kinerja perbankan di Sulsel pada April 2017 relatif baik. Alhasil, fungsi intermediasi juga berjalan dengan baik. Total aset perbankan Sulsel menembus Rp130,87 triliun atau tumbuh 6,32 persen (yoy). Adapun dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 2,63 persen (yoy) atau setara Rp81,49 triliun. Total kredit yang disalurkan perbankan mencapai Rp105,29 triliun atau tumbuh 8,24 persen (yoy).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: