Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Strategi Bisnis Online ParcelMart

Strategi Bisnis Online ParcelMart Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

ParcelMart adalah salah satu Toko Parcel yang menjual beragam parcel lebaran secara online. Adapun yang ditawarkan ParcelMart diantaranya, kategori parcel makanan kemasan, parcel makanan cookies, parcel pecah belah, dan paket sembako. Adapun harga produk yang ditawarkan ParcelMart, yaitu paket sembako karyawan yang dibanrol mulai dari Rp25 ribu sampai Rp300 ribu, untuk parcel makanan mulai Rp300 ribu sampai Rp2,5 juta, dan untuk pecah belah mulai Rp2,5 juta sampai Rp5 juta.

Menurut Desi Kurnia (31) pemilik ParcelMart, penjualannya dapat meningkat hingga 100% di bulan Ramadan atau menjelang lebaran. ?Alhamdulillah penjualan kami selalu meningkat setiap tahunnya, dari awal berdiri sampai sekarang selalu meningkat. Ekspannya saya hanya mengandalkan via online saja,? ucap Desi kepada Warta Ekonomi di Rumah produksinya di daerah Cibarusah, Cikarang, Bekasi, beberapa waktu lalu.

Hingga pertengahan Ramadan 2017 ini, Desi mengaku sudah menerima order paket sembako karyawan sudah sampai 10 ribu pcs, dan parcel yang dirangkai sudah 700 parcel. Bahkan setelah hampir 9 tahun berbisnis tanpa pinjaman bank, Dessi pun mulai mengajukan pinjaman KUR ke bank BRI dengan jumlah di bawah Rp 200 juta. Hal tersebut terpaksa dilakukan Desi ketika kedapatan big order dari beberapa perusahaan.

Kesuksesan Desi dalam berbisnis parcel diakuinya bukan tanpa kerja keras dan keseriusan. Desi yang awalnya tidak memiliki pengetahuan mengenai internet marketing, mengaku secara otodidak mempelajarinya dengan tekun sejak dirinya masih menjadi resepsionis di sebuah perusahaan keramik. Hingga ia pertama kali mulai berbisnis parcel di tahun 2009 dengan menggunakan platform online, yaitu Blog (wordpress.com), yang kemudian berkembang dengan menggunakan owned website ParcelMart.com dan Google Bisnisku atau Google My Business, untuk memudahkan lokasi usahanya diketahui customer.

Desi meyakini bisnisnya mampu berkembang melalui penjualan online, dan tidak pernah merasa bersaing dengan penjual parcel offline. Menurutnya trust konsumen terhadap produk parcel offline sangat rendah. Hal tersebut dikarenakan banyaknya pengalaman konsumen yang ia temui yang membeli secara offline atau di supermarket, justru seringkali mendapatkan produk expired. Bahkan, Desi mengaku sudah seringkali menolak sebuah modern market yang menawarkan dirinya agar bersedia memasukkan produk parcelnya ke sebuah modern market. Akhirnya, Desi pun mulai mencoba memasukkan produk parcelnya ke modern market.

?Itu pun mereka yang mengundang. Jadi saya sebenarnya sama sekali tidak berpikir untuk masuk ke offline. Karena di online saja kita sudah banyak menolak pesanan. Tetapi berhubung waktu itu approach dua tahun Hero ke saya, okelah akhirnya kita coba, dan barulah tahun ini kita masukin ke Hero itu,? ungkap Desi.

Maka untuk menepis stereotype konsumen terhadap produk parcel, Desi memiliki strategi untuk menghindari barang expired, yaitu dengan cara order barang langsung dari distributor. ?Saya kasih note ke mereka (distributor) supaya kirimkan barang yang fresh. Minimal 6 bulan, dan itu didouble cek oleh bagian produksi. Makanya ?SOP-nya disini, mereka harus double cek expired per item. Jadi bisa dipastikan sampai ke customer itu aman,? tutur Desi.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: