Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DIY Catatkan Produksi Padi Naik 11,7%

DIY Catatkan Produksi Padi Naik 11,7% Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Bantul -

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Badan Penelitan dan Pengembangan Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat produksi padi dari empat kabupaten di Provinsi DIY pada dua tahun terakhir meningkat hingga 11,7 persen.

"Dengan dua tahun pendampingan uaya khusus (upsus) sejak 2015 hingga saat ini telah diperoleh peningkatan produksi padi sebesar 11,7 persen," kata Kasi Kerja Sama dan Pelayanan Pengkajian BPTP Balitbangtan DIY Arlyna Budi Pustika di Kabupaten Bantul, Kamis (16/6/2017).

PaAda lokakarya untuk dan dari penyuluh serta untuk dan dari petani di Desa Kebonagong Imogiri Bantul, ia mengatakan, peningkatan produksi padi DIY itu dari 70,8 juta ton pada 2014 menjadi 79,1 juta ton pada tahun 2016. Arlyna mengatakan, di DIY pada 2017 lahan baku sawah irigasi seluas 55.412 hektare tersebar di Kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo dan Gunung Kidul, serta di Kota Yogyakarta.

"Dengan luas lahan baku itu, pemerintah menetapkan potensi luas tanam padi DIY 170.676 hektare dengan produksi 965.566 ton padi, naik dari target tahun 2016 yang sebesar 167.345 hektare dengan produksi sebanyak 941.904 ton," katanya.

Ia menjelaskan, sebagai upaya meningkatkan produktivitas padi DIY, BPTP Balitbangtan DIY bekerja sama dengan instansi terkait melakukan kegiatan pendampingan padi, salah satunya kepada kelompok tani Sasono Catur Desa Kebonagung Imogiri.

"Dan upaya peningkatan produktivitas padi dilakukan melalui sistem pertanian Jajar Legowo (Jarwo) Super. Pada tahun 2017 melalui demplot jarwo super diharapkan dapat meningkatkan produksi pasi pada kawasan tanaman padi dari DIY secara umum," katanya.

Ia juga mengatakan, peningkatkan produktivitas padi dilakukan melalui penggunaan varietas unggul baru, sistem tanam jarwo super, pemupukan spesifik lokasi sesuai rekomendasi serta berimbang dalam penggunaan pupuk organik dan biohayati.

"Kemudian pengelolaan pengairan dan perbaikan budi daya lainnya disertai dengan peningkatan pengawalan, pendampingan, pemantauan dan koordinasi," kata Arlya yang juga peneliti muda di BPTP Balitbangtan DIY ini.

Arlyna mengatakan, workshop dengan konsep dari dan untuk penyuluh serta dari dan untuk petani bertujuan meningkatkan berbagai pengetahuan dan pengalaman antarpetani dan antarpenyuluh, sehingga adopsi teknologi litbang diharapkan dapat cepat terwujud. (CP/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: