Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kredit Pensiunan Bank Mantap Naik Hingga 666 Persen

Kredit Pensiunan Bank Mantap Naik Hingga 666 Persen Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Denpasar -

PT Bank Mandiri Taspen Pos (Mantap) mencatat realisasi kredit pensiunan hingga April 2017 mencapai Rp4,27 triliun atau melonjak 666 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya karena didorong ekspansi bisnis ke seluruh Indonesia.

"Kami melakukan ekspansi bisnis yang cukup masif sehingga ini turut mendorong kinerja," kata Direktur Utama Bank Mantap Josephus K Triprakoso di Denpasar, Selasa (20/6/2017).

Hingga saat ini bank bantukan tiga BUMN yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Taspen (Persero) dan PT Pos Indonesia (Persero) itu telah melebarkan sayap bisnis di 126 kantor cabang di 21 provinsi di Tanah Air.

Peningkatan tersebut juga didorong segmentasi pasar yang lebih fokus yakni dengan menggarap 80 persen kredit pensiunan dan sisanya menggarap kredit UMKM.

Realisasi kredit secara umum di bank yang sebelumnya bernama Bank Sinar Harapan Bali itu hingga empat bulan awal tahun ini mencapai Rp6,61 triliun atau meningkat sampai 191,4 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Pria yang akrab disapa Jos itu menambahkan total aset yang dimiliki bank yang berganti nama tahun 2015 itu mencapai Rp9,16 triliun atau tumbuh sekitar 167,7 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Penghimpunan dana pihak ketiga juga meningkat signifikan mencapai Rp7,34 triliun atau tumbuh hingga 176,2 persen.

Sedangkan laba bersih yang dihasilkan sebesar Rp41,28 miliar atau naik hingga 171,7 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Otoritas Jasa Keuangan Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara menyebutkan kondisi kredit bermasalah atau "Non performing loan" (NPL) perbankan secara umum di Bali meningkat mencapai 3,41 persen pada April 2017 dibandingkan Maret 3,2 persen.

Meski demikian NPL di Bank Mantap, saat ini diklaim masih berada pada kisaran yang wajar yakni mencapai 0,54 persen.

Jos menyebutkan kredit bermasalah secara umum juga disebabkan daya beli masyarakat yang menurun.

Hal tersebut, kata dia, salah satunya menyebabkan agunan dari debitur yang diambil alih bank kemudian dilelang, memerlukan waktu yang lama untuk terjual. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: