Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Abang Nicky Astria Daftarkan Diri Jadi Cawalkot Bandung

Abang Nicky Astria Daftarkan Diri Jadi Cawalkot Bandung Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Bandung -

Bucky Wikagoe merupakan abang kandung penyanyi rock Nicky Astria. Dia mendaftarkan diri sebagai kandidat calon kepala daerah untuk Pemilihan Wali Kota Bandung 2018 melalui DPC Partai Gerindra.

Dengan didampingi sang istri Elin Mulyani, Bucky tiba di Sekretariat DPC Partai Gerindra Jalan Lodaya Kota Bandung sekitar pukul 11.00 WIB dan diterima pengurus Badan Pemenangan Pemilu Daerah DPC Partai Gerindra Kota Bandung yang diketuai Hasan Fauzi.

"Saya memilih hari ini karena masa Puasa belum habis, mudah-mudahan membawa kebaikan berikutnya," kata Bucky di Bandung, Kamis (22/6/2017).

Setelah mengambil formulir pendaftaran, Bucky mengakui sudah merencanakan maju menjadi Calon Wali Kota Bandung sejak lama. Bucky yang juga menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Musik Bandung ini ingin berpartisipasi langsung membangun daerahnya.

"Selama ini banyak pembangunan yang dilakukan wali kota sebelumnya. Ini menginspirasi saya tapi yang jadi perhatian saya walaupun pembangunan sudah cukup baik, tetapi kurang menyentuh sumber daya manusia," kata dia.

"Padahal penting memperhatikan SDM agar generasi kita semakin cerdas, pintar dan kreatif di segala bidang," lanjut Bucky.

Oleh karena itu, Bucky berjanji akan memperhatikan gizi anak, kemudian sektor pendidikan dan kesehatan di Kota Bandung dan terbukti banyak negara miskin sumber daya alam namun sangat maju berkat SDM-nya. Menurut dia, pembangunan di Kota Bandung yang dilakukan Ridwan Kamil menjadi salah satu pengamatannya sehingga dirinya rajin mempelajari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung supaya pembangunan tidak terhenti.

Ia mengatakan hngga saat ini pembangunan oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sudah cukup baik, walau masih belum sempurna, seperti masih adanya kabel listrik terpasangan sembarangan sehingga mengurangi keindahan.

"Kemudian masih ada hal yang tidak tepat dipasang, seperti aksara Sunda di Teras Cikapundung. Soalnya memakai Bahasa Sunda tapi tidak pas," kata dia.

"Catatan lainnya adalah pemeliharaan yang sangat lemah. Padahal hasil pembangunan harus terjadwal, berkala, bukan diperhatikan saat rusak saja supaya tetap terjaga baik," ujar dia. (ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: