Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Disdukcapil Sulsel Yakin Perekaman Data e-KTP Tuntas Tahun Ini

Disdukcapil Sulsel Yakin Perekaman Data e-KTP Tuntas Tahun Ini Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Makassar -
Kepala Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sulawesi Selatan Lutfi Nasir mengaku optimistis mampu mengejar keterlambatan perekaman data kartu tanda penduduk elektronik alias E-KTP. Bahkan, pihaknya menargetkan perekaman data bisa rampung pada tahun ini, tepatnya Desember 2017.?
"Hingga kini, tercatat sudah 82,5 persen dari total 7,1 juta warga wajib KTP yang melakukan perekaman data E-KTP di Sulsel. Memang masih di bawah angka nasional (97 persen), tapi kita yakin bisa capai target pada tahun ini. Toh, prosesnya terus berlangsung setiap saat," kata Lutfi, saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, belum lama ini.
Berdasarkan data yang dihimpun Warta Ekonomi, jumlah penduduk Sulsel merujuk pendataan terbaru mencapai 9,2 juta jiwa. Sebanyak 7,1 juta warga di antaranya masuk kategori wajib KTP. Tersisa 1,2-1,3 juta warga yang belum melakukan perekaman data E-KTP. Meski demikian, data mereka pada dasarnya sudah tersimpan pada basis data manual merujuk dari Kartu Keluarga.
Dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, Lutfi menyebut Kota Makassar menjadi daerah dengan perekaman data E-KTP tertinggiyang tinggi. Perkembangannya hampir mencapai 100 persen atau sudah 1,7 juta warga. Adapun untuk daerah-daerah lainnya, kata dia, rata-rata perekaman data sudah diatas 80 persen.
Lebih jauh, Lutfi membeberkan beberapa kendala dalam perampungan perekaman data E-KTP di Sulsel. Salah satunya yang cukup krusial yakni kesadaran warga yang masih ogah-ogahan. "Tatkala blanko E-KTP kosong banyak yang berteriak. Giliran blanko sudah ada, eh malah tidak diambil untuk pengurusan (E-KTP)," ucap mantan Kepala Biro Hukum dan HAM Pemprov Sulsel itu.
Permasalahan lain, Lutfi mengaku dalam beberapa waktu terakhir kerap terjadi gangguan jaringan. Kondisi tersebut membuat perekaman data terhambat mengingat pendaftaran data kependudukan dilakukan secara online. Bermasalahnya jaringan E-KTP tidak lepas lantaran adanya serangan hacker. Di samping itu, dilakukan perubahan versi program perekaman data E-KTP.?
"Belum lagi tantangan kondisi wilayah, terutama di pedalaman dan pegunungan yang masyarakatnya susah dikumpulkan saat tim melakukan perekaman data," pungkas Lutfi.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: