Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Yakini Sektor Pariwisata Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi

BI Yakini Sektor Pariwisata Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Manado -

Bank Indonesia (BI) berharap kepada pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya agar terus mendorong perkembangan sektor kepariwisataan karena diyakini mampu memberikan kontribusi bagi peningkatkan dan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

"Kami cukup optimistis sektor pariwisata akan terus mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulut tahun 2017," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Soekowardojo di Manado, Jumat.

Selain potensi di Sulut yang besar, katanya juga menjadi pintu gerbang masuknya wisatawan mancanegara (wisman) di Indonesia Timur.

Hal ini, katanya ditunjang sarana dan prasarana cukup memadai seperti hotel, restoran sehingga pariwisata semakin berada di depan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Peran sektor pariwisata juga tersebut tidak lepas dari sektor lainnya seperti pertanian, perkebunan, transportasi sehingga jika sektor ini berkembang otomatis semua sektor lainnya ikut bergerak maju, jelasnya.

Dia juga mengatakan berbagai objek dan tujuan wisata baik yang sudah dikenal ataupun yang belum dikenal harus sama-sama didorong agar mampu meningkatkan nilai tambah bagi daerah.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut Moh Edy Mahmud mengatakan wisman yang datang ke Sulut didominasi dari Tiongkok.

Jumlah wisman yang datang ke Sulut melalui pintu masuk Bandara Sam Ratulangi bulan April 2017 sebanyak 5.891 orang atau meningkat sebesar 14,43 persen dibanding bulan Maret 2017 yang berjumlah (5.148) orang.

Jika dibandingkan dengan kunjungan wisman bulan yang sama tahun sebelumnya atau April 2016 sebanyak 1.427 orang, meningkat sebesar 312.82 persen.

Wisatawan mancanegara yang datang didominasi oleh warga Tiongkok sebanyak 4.477 orang (72,84 persen), diikuti Singapura 201 orang (3,27 persen), Jerman 169 orang (2,75 persen), Inggris 119 Orang (1,94 persen), Amerika 117 Orang (1,90 persen), Australia 108 Orang (1,76 persen), Malaysia 76 Orang (1,24 persen), Jepang 65 Orang (1,06 persen), Perancis 45 Orang (0,73 persen), Belanda 38 Orang (0,62 persen). (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: