Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menyimak Ketegasan Securities and Exchange Commission

Oleh: Diaz Priantara, Ak, BKP, CA, CPA, CICA, CCSA, CRMA, CFSA, CIA, CFE

Menyimak Ketegasan Securities and Exchange Commission Kredit Foto: Diaz Priantara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Securities and Exchange Commission (SEC), badan pengawas pasar modal di Amerika Serikat, mengeluarkan press release terbaru berupa sanksi kepada Penn West Petroleum Ltd (Penn West Petroleum Ltd berganti nama menjadi Obsidian Energy Ltd) dan kepada tiga mantan eksekutif keuangannya atas tuduhan melakukan fraud akuntansi yang luas selama beberapa tahun (multiyear). Penn West Petroleum Ltd adalah perusahaan minyak dan gas dari Kanada dan merupakan produsen minyak dan gas Kanada terbesar.

Modus operandi fraud akuntansi yang dilakukan adalah memindahkan biaya dari beban operasional ke beban atau pengeluaran modal (capital expenditure) yang mengakibatkan laba bersih tampak kinclong. Menurut SEC, nilai kapitalisasi biaya tersebut signifikan. Istilah di Penn West Petroleum adalah reclass to capital?yaitu dengan membuat jurnal.

Penn West Petroleum tampak berhasil mengurangi beban operasional sebesar 20% dalam suatu periode dengan membuat laporan perbaikan efisiensi dan profitabilitas ekstraksi minyak (reported metrics for oil extraction efficiency and profitability). Penn West Petroleum tampak berhasil menurunkan beban operasional dan biaya ekstraksi dan memproses minyak untuk menjual satu barel minyak bumi. Penn West Petroleum juga nampak berhasil di mata publik mencapai target anggaran perusahaan. Nyatanya, Penn West Petroleum masih berjuang menjaga biaya operasionalnya agar terkendali sesuai target anggaran.

Aktor pelaku dan pencetus gagasan tersebut adalah mantan Chief Financial Officer (CFO) Penn West Petroleum Todd Takeyasu, dan mantan Vice President of Accounting and Reporting Penn West Petroleum Jeffery Curran, dan mantan Operations Controller Penn West Petroleum Waldemar Grab.

SEC menemukan praktik reclass-to-capital berdasarkan instruksi CFO. Akuntan yang menjadi bawahan ketiga eksekutif telah mengingatkan mereka bahwa jurnal ini tidak memiliki dasar akuntansi dan bukti yang valid. Ini berarti terjadi diskresi akrual. Investigasi fraud oleh SEC tidak menemukan bukti keterlibatan dua mantan Chief Executive Officer (CEO) Penn West Petroleum Murray Nunns dan David Roberts. Namun keduanya telah mengembalikan bonus uang dan kompensasi saham yang diterimanya atas kinerja keuangan perusahaan di tahun-tahun terjadinya fraud akuntansi.

Akibat dari praktik akuntansi yang menyimpang ini, Penn West Petroleum melakukan penyajian kembali laporan keuangan tahun 2012 sampai dengan triwulan pertama 2014 serta menyatakan laporan keuangan dan laporan audit atas laporan leuangan tersebut tidak dapat diandalkan lagi.

Tuduhan SEC kepada Penn West Petroleum dan tiga mantan eksekutifnya diajukan di pengadilan federal atas pelanggaran antifraud, pelanggaran akuntansi dan pelaporan keuangan sesuai peraturan pasar modal. SEC berupaya meminta putusan pengadilan atas pengembalian imbalan-imbalan yang diterima tiga eksekutif tesebut dari kinerja keuangan yang dipalsukannya serta akan mengenakan sanksi-sanksi lainnya. Tidak ada pernyataan dari SEC terkait posisi Kantor Akuntan Publik yang mengaudit laporan keuangan Penn West Petroleum.

Di kuliah Akuntansi Forensik dan Audit Fraud, saya membekali mahasiswa tentang fraud akuntansi. Modus memperkecil biaya adalah modus fraud akuntansi yang sudah sangat lazim dan seharusnya mudah dideteksi namun seringkali gagal dideteksi oleh auditor yang dipekerjakan oleh akuntan publik. Kepentingan melakukan fraud akuntansi pada umumnya adalah pada eksekutif sehingga terjadilah diskresi untuk kepentingan eksekutif terhadap bukti, jurnal, estimasian, dan pelaporannya. Akuntan publik adalah pengaman dari lolosnya diskresi, praktik, atau asersi akuntansi yang menyimpang yang nantinya menyebabkan laporan keuangan tidak menyajikan secara jujur dan wajar.

Karena diskresi, praktik atau asersi akuntansi telah diselubungi kepentingan eksekutif maka kewajiban menerapkan pengendalian intern atas pelaporan keuangan pun menjadi tidak efektif karena eksekutif sendiri yang mengabaikan bahkan merusak pengendalian intern.

Di manakah posisi audit intern? Menurut saya, posisi audit intern menjadi sangat baik bilamana direktur utama selaku penanggung jawab keefektifan pengendalian intern dan kewajaran penyajian dan pelaporan keuangan serta dewan komisaris melalui komite audit memandang perlu atau butuh memperoleh keyakinan memadai secara teintegrasi dan terkonsolidasi atas praktik dan asersi akuntansi (reasonable consolidated assurance) dari aktivitas audit intern.

Menurut dugaan saya, sangat sedikit perusahaan, khususnya emiten di Indonesia, yang meminta assurance secara teintegrasi dan terkonsolidasi dari audit intern tentang penyajian dan pelaporan keuangan. Ada dua anggapan kenapa belum menjadi kebutuhan adanya assurance secara teintegrasi dan terkonsolidasi tentang penyajian dan pelaporan keuangan dari audit intern yaitu: (1) assurance tentang penyajian dan pelaporan keuangan sudah menjadi urusan akuntan publik dan (2) tidak ada kewajiban paksaan dari regulator otoritas atas pengawas. Kebanyakan pengujian audit intern dilakukan secara sektoral, belum dikaitkan dan diintegrasikan ke akuntansinya.

Salah satu kewajiban Komite Audit adalah membantu memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Sayangnya Komite Audit tampaknya banyak bertumpu pada hasil audit oleh akuntan publik. Namun Norman Marks, merujuk laporan KPMG 2017 Global Audit Committee Pulse Survey?mengemukakan bahwa Komite Audit memandang audit intern untuk fokus ke risiko-risiko yang kritikal bagi perusahaan dan pengendaliannya.

Komite Audit memandang aktivitas audit intern agar tidak hanya melihat risiko kepatuhan dan risiko pelaporan keuangan. Dapat dibayangkan betapa beratnya aktivitas audit intern yang selain harus memenuhi kebutuhan Komite Audit dan manajemen untuk menjaga perusahaan dari risiko-risiko kritikal tetapi juga harus mempertahankan risiko klasik berupa risiko kepatuhan dan risiko pelaporan keuangan.

Aktivitas audit intern yang mampu merencanakan, merancang, dan mengoordinasikan auditnya sehingga memperoleh assurance secara teintegrasi dan terkonsolidasi dari audit intern tentang penyajian dan pelaporan keuangan akan memperoleh manfaat ekonomi dari pengurangan biaya jasa profesional akuntan publik. Tentu dengan syarat akuntan publik meyakini kualitas proses dan hasil audit intern atas bagian atau fungsi dan proses yang terkait dengan penyajian dan pelaporan keuangan.

Terkait dengan kewajiban manajemen menyajikan laporan keuangan yang wajar dan jujur dan kewajiban Dewan Komisaris melalui Komite Audit untuk meyakini bahwa laporan keuangan telah wajar dan jujur maka wajib direnungkan pentingnya menjaga risiko klasik berupa risiko kepatuhan dan risiko pelaporan keuangan, khususnya pagi perusahaan yang go public.

Beruntung di Indonesia tidak seperti di Amerika Serikat yang otoritasnya cadas dan menggebu-gebu menegakkan peraturan dan sanksi atas fraud akuntansi. Simak pernyataan Stephanie Avakian, Co-Director of the SEC's Enforcement Division: Combating financial fraud is critical to maintaining a fair and transparent marketplace, ?we will continue to vigorously pursue and punish corporate executives and other individuals whose actions violate the federal securities laws."

Saya sangat tertarik dengan pernyataan dan ketegasan SEC.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: