Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Puji Pengusaha yang Bantu Stabilkan Harga

Pemerintah Puji Pengusaha yang Bantu Stabilkan Harga Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perdagangan menyampaikan pujian pemerintah terhadap para pengusaha dalam negeri yang telah membantu upaya stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok, khususnya pada bulan Ramadan lalu.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa pengendalian harga selama bulan Ramadhan bukan hanya hasil dari kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, namun juga membutuhkan dukungan para pengusaha yang bergerak di bidang bahan pangan pokok.

"Tahun ini berhasil untuk mengendalikan harga dan menyiapkan pasokan. Bukan hanya kerja Kemendag, namun juga semua pihak," kata Enggartiasto di Jakarta, Senin (10/7/2017).

Enggartiasto mengatakan bahwa dalam memasuki bulan Ramadhan pada tahun-tahun lalu terjadi kenaikan harga yang mencolok/ signifikan untuk bahan kebutuhan pokok. Hal tersebut menjadi kebiasaan yang dianggap normal, meskipun sesungguhnya tidak perlu terjadi.

"Keikhlasan pengusaha untuk memotong keuntungan, itu memiliki nilai lebih. Masyarakat tidak terbebani harga dan tidak melihat pengusaha sebagai orang yang menarik keuntungan sendiri," kata Enggartiasto.

Inflasi Tercatat, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat inflasi nasional pada Juni 2017 sebesar 0,69 persen disebabkan oleh kenaikan tarif listrik, tarif angkutan udara dan tarif angkutan antarkota.

Sedangkan, inflasi dari bahan makanan (volatile food) relatif terkendali pada periode ini yaitu 0,65 persen, karena pemerintah mampu menjaga stabilitas harga pangan pada Puasa dan Lebaran.

"Mari kita berjalan terus dengan kondisi dan margin keuntungan seperti ini. Mari kita lanjutkan kebiasaan baik ini," ujar Enggartiasto.

Dalam periode Ramadhan tahun ini, pemerintah mengambil beberapa langkah kebijakan seperti penerapan harga eceran tertinggi (HET) untuk komoditas minyak goreng, gula pasir, bawang putih dan daging sapi di pasar ritel modern.

Penetapan tersebut berupa kerja sama antara Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dengan distributor gula, GIMNI, Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI) dan Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI).

Dalam kesepakatan itu, ditetapkan harga eceran tertinggi (HET) di ritel modern untuk komoditas gula disepakati sebesar Rp12.500 per kilogram, minyak goreng kemasan sederhana Rp11.000 per liter, dan daging beku dengan harga maksimal Rp80.000 per kilogram.

Selain mengatur HET untuk pasar ritel modern, pemerintah juga memfasilitasi kesepakatan antara Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (IKAPPI) dan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), masing-masing dengan BULOG, Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), dan ADDI.

Dalam MoU IKAPPI dan APPSI dengan Bulog, dijelaskan harga jual eceran maksimal di pedagang pasar rakyat untuk komoditi beras Rp9.500 per kilogram, gula Rp12.500 per kilogram, minyak goreng kemasan sederhana Rp11.000 per liter, bawang merah Rp32.000 per kilogram, dan bawang putih Rp30.000 per kilogram.

Selain itu, Kementerian Perdagangan juga memfasilitasi penyelenggaraan Pasar Murah Ramadan di kurang lebih sebanyak 300 titik di seluruh Tanah Air yang bekerja sama dengan pihak swasta, baik pengusaha dan industri. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: