Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemen ESDM: Infrastruktur Gas Masih Jadi Masalah Serius

Kemen ESDM: Infrastruktur Gas Masih Jadi Masalah Serius Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja menyatakan pembangunan infrastruktur distribusi gas masih menjadi tantangan di Indonesia.?Dalam pembukaan acara Gas Indonesia Summit and Exhibition (GIS) 2017, Wirat mengatakan pemanfaatan gas untuk industri dan penyediaan listrik ke seluruh pulau di Indonesia dapat didukung dengan pengembangan infrastruktur.

"Sebuah tantangan bagi kita dalam menyediakan energi ke seluruh pulau di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, kami tidak bisa menggunakan pengiriman dalam jumlah besar atau sistem rantai pasok karena ukuran pembangkit di beberapa pulau tidak terlalu memadai," kata Wirat di Jakarta, Rabu (12/7/2017).

Ia mengatakan jika proyek Blok Masela sudah mengalirkan gas (on stream), Indonesia akan memiliki lebih banyak gas alam cair "liquefied natural gas" (LNG) untuk penggunaan dalam negeri, namun tantanganya adalah membangun infrastruktur untuk mendistribusikan gas tersebut.

Dalam program pemerintah untuk percepatan penyediaan listrik 35.000 MW, sekitar 30 persen listrik akan dihasilkan menggunakan gas. Tantangannya, yaitu hingga kini belum ada pembangkit untuk program listrik 35.000 MW tersebut menggunakan LNG.?Oleh karena itu, Kementerian ESDM pun menawarkan rencana distribusi gas menggunakan skema "virtual pipeline" untuk memenuhi kebutuhan gas pada berbagai pulau di Indonesia.

"Virtual pipeline" akan dibangun dalam 4 "cluster" di wilayah yang belum memiliki infrastruktur gas, yaitu "Cluster" I mencakup wilayah Papua dan Papua Barat dengan kebutuhan gas mencapai 427 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

"Cluster" II mencakup wilayah Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara dengan kebutuhan gas mencapai 290 MMSCFD. "Cluster" III berada di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan dengan kebutuhan gas 284 MMSCFD.?Selanjutnya, "Cluster" IV berada di Kepulauan Natuna dan Kalimantan Barat dengan kebutuhan gas 50 MMSCFD. (ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: