Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Melirik Kinerja Saham Emiten-emiten Anyar

Melirik Kinerja Saham Emiten-emiten Anyar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang enam bulan pertama tahun ini kedatangan sebanyak 20 emiten baru.

Emiten pertama yang melantai di BEI pada Maret 2017, yakni PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT). Pada masa penawaran, perseroan mematok harga Rp535 per saham. Saham perseroan hingga saat ini terus mengalami penurunan hingga sebesar 72 poin (-16,26%) ke level Rp448 per saham.?

Hal yang sama juga dialami oleh PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS) melemah 190 poin (-10,85%) ke level Rp1.560 per saham, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) turun 10 poin (-3,44%) ke posisi Rp290 per saham, dan PT Integra Indocabinet (WOOD) 10 poin (-4%) ke Rp250 per saham.?

Meski begitu, 16 emiten lain yang juga baru mencoba peruntungan di pasar modal Indonesia di tahun ini nampaknya lebih beruntung dibandingkan empat emiten tersebut, misalnya PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU) yang menawarkan sahamnya di angka Rp110 per saham yang bahkan naik hingga 1,750 poin (+1550%) ke level Rp1.815 per saham, PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU) menawarkan saham di posisi Rp110 per saham naik 1,750 poin (+1550%) ke level Rp1.815 per saham, PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) harganya naik 1,405 poin (+1,338,09%) ke Rp1.510 per saham?dari harga penawaran Rp105 per saham, PT Marga Abhinaya Abadi dengan (MABA) melonjak 863 poin (+770,53%) dari harga penawaran awal perdana Rp112 per saham, dan PT Totalindo Eka Persada (TOPS) naik 845 poin (+272,58%) ke posisi Rp1.155 per saham dari Rp310 per lembar saham.

Selain itu, PT First Indo American LEasing (FINN) menawarkan harga sebesar Rp105 per saham, dimana saat ini naik 267 poin (+254,28%) ke Rp372 per saham, PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) naik 279 poin (+242,6%) ke level Rp394 per saham dari Rp115 per saham saat penawaran, PT Alfa Energi Investama (FIRE) sahamnya melesat 1,075 poin (+215%) ke Rp1.575 per saham dari Rp500 per lembar saham , PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ) naik 375 poin (+170,45%) dari Rp220 per saham, PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) naik 500 poin (+166%) ke level Rp800 per saham dari Rp300 per saham, PT Megapower Makmur Tbk (MPOW) melejit 290 poin (+146%) ke Rp492 per saham dari Rp200 per lembar saham, PT Terregra Asia energy (TGRA) naik 204 poin (+102%) menjadi Rp404 per saham dari Rp200 per saham.

Adapun, saham PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) mematok harga penawaran awal sebesar Rp250 per saham sekarang di posisi Rp410 per saham naik 160 poin (+64%), PT MAP Boga Adiperkasa (MAPB) menawarkan di harga Rp1.680 per saham sekarang naik 900 poin (+53,57%) ke Rp2.580 per saham, PT Armidian Karyatama (ARMY) menawarkan harga sahamnya di level Rp300 per saham lalu naik 128 poin (+42,66%) ke level Rp428 per saham, PT Buyung Poetra Sembada (HOKI) harga perdana Rp310 per saham naik 78 poin (+25,16%) ke Rp388 per saham, dan terakhir PT Kirana Megatara (KMTR) harga penawaran awal Rp458 per saham naik 107 poin (+23,26%) ke level Rp565 per saham.?

Analis Senior Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan jika memang salah satu faktor yang membuat sebagian besar emiten baru merangkak naik karena memang harga ditetapkan pada saat penawaran masih rendah, sehingga investor tertarik untuk masuk.?

"Kalau diliat dari sentimen atau pergerakan harga saham dari emiten baru semacam memberikan angin segar ke pelaku pasar terutama pelaku pasar yang incar gain di tengah pasar saat ini. Di tengah pasar yang seperti ini pelaku pasar lebih cendeung mencari saham IPO. Kenapa ?karena yang baru IPO punya potensi gain yang lebih tinggi, sehingga itu yang jadi incaran pelaku pasar," ujarnya saat dihubungi, di Jakarta, Selasa (18/7/2017).

Meski begitu, fundamental emiten baru yang cukup baik juga menjadi landasan para investor untuk memborong saham-saham segar di pasar modal ini. "Tentu juga di topang kinerja dan fundamental yang baik emiten baru ini," ucapnya.?

Selain itu, fenomena kenaikan harga saham setelah masa penawaran umum (initial Public Offering/IPO) yang selama ini terjadi juga diduga menjadi faktor kenaikan harga yang cukup mencengangkan tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Pengamat Pasar Modal, Satrio Utomo.?

Ia juga menyampaikan minat investor terhadap pasar modal juga lebih baik tahun ini dibandingkan tahun lalu. Namun, tetap saja dasar dari investor untuk membeli saham satu emiten itu dilihat dari price earning ratio-nya.?

"Memang minat pasar terhadap IPO sedang bagus. Kalau dilihat kenaikan harga setelahnya kayanya memang baru fenomena jangka pendek. Sepertinya di tahun ini lebih bagus. Karena beberapa IPO yang terjadi beberapa tahun terus begerak. kuncinya sebenarnya dari masalah price earning ratio," sebutnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: