Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Selain Metal Detektor, Israel Tambah Kamera Keamanan

Selain Metal Detektor, Israel Tambah Kamera Keamanan Kredit Foto: Reuters/Ammar Awad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Israel telah memasang kamera keamanan baru di pintu masuk tempat suci di Yerusalem yang cenderung sensitif, karena para pejabat Israel mempertimbangkan alternatif dari detektor logam yang baru saja dipasang, dan memicu aksi kekerasan akhir pecan, dan juga mendorong Presiden Palestina untuk mengumumkan pemutusan hubungan kerja.

Israel memasang detektor logam pekan lalu setelah pria Arab bersenjata melepaskan tembakan dari kompleks Masjid Al-Aqsa, menewaskan dua polisi Israel.

Pihak berwenang Israel mengatakan bahwa ini adalah tindakan yang diperlukan untuk mencegah lebih banyak serangan, dan ditempatkan secara rutin di tempat-tempat suci di seluruh dunia. Kamera tersebut dipasang di samping detektor logam di pintu masuk Lions 'Gate menuju ke tempat suci, yang dikenal sebagai Haram al-Sharif (Tempat Suci) oleh umat Islam dan sebagai Bukit Kuil (Temple Mount) oleh orang Yahudi.

Pemimpin umat Islam menuduh Israel berusaha memperluas dominasinya di lokasi yang secara administratif dikelola oleh umat Muslim dan muncullah aksi demonstrasi secara massal. Pada hari Jumat (24/7/2017), tiga warga Palestina tewas dalam bentrokan yang dipicu oleh ketegangan di tempat suci tersebut.

Kemudian Jumat, seorang warga Palestina yang keluarganya mengatakan kecewa atas kebijakan Israel di tempat suci tersebut menikam sampai mati tiga anggota keluarga Israel di rumah mereka di sebuah pemukiman di Tepi Barat.

Pada saat yang sama, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan bahwa dirinya membekukan hubungan dengan Israel pada "semua tingkatan" sampai detektor logam dilepaskan. Pada hari Minggu (23/7/2017), Abbas mengatakan bahwa penangguhan ini juga berarti penghentian koordinasi keamanan antara pasukannya di Tepi Barat dan pasukan Israel.

Koordinasi semacam itu, yang sebagian besar ditujukan untuk musuh yang sama, militan Islam Hamas, telah menjadi pereda dalam hubungan Israel-Palestina yang sering bermusuhan. Mengakhiri hubungan itu bisa dengan cepat meningkatkan ketegangan. Kantor berita resmi Palestina Wafa mengutip Abbas yang mengatakan bahwa "ketika kami membuat keputusan ini, kami mengambil sikap tegas dan tegas, terutama berkenaan dengan koordinasi keamanan".

Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengatakan bahwa hubungan keamanan lebih bermanfaat bagi orang-orang Palestina, dirinya menambahkan bahwa Israel dapat mengelola keamanan tersebut tanpa bantuan mereka.

"Kami tidak akan mengejar mereka," ujar Lieberman kepada situs berita YNet, sebagaimana dikutip dari laman ABC, di Jakarta, Senin (24/7/2017).

Di Israel, terjadi perdebatan mengenai keputusan awal untuk memasang detektor logam di lokasi paling sensitif dari konflik Israel-Palestina. Beberapa pengamat mengatakan bahwa ini adalah keputusan yang terburu-buru, tanpa konsultasi yang tepat dengan militer dan juga dinas keamanan (Shin Bet) dalam negeri. Mayor Jenderal Yoav Mordechai, Kepala Badan Pertahanan Israel untuk urusan sipil Palestina, mengatakan bahwa Israel terbuka terhadap alternatif untuk menurunkan ketegangan.

"Satu-satunya yang kami inginkan adalah memastikan tidak ada yang bisa masuk dengan senjata lagi dan melakukan serangan lagi," ujarnya.

"Kami bersedia untuk mecari alternatif detektor logam selama solusi tersebut memastikan pencegahan terhadap serangan berikutnya," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: